SERAYUNEWS – Durian Kromo atau lebih akrab dengan sebutan Durian Bawor (Batang Bawah Diwor) merupakan varietas durian asli dari Banyumas. Buahnya berukuran besar, daging tebal, manis, serta berbiji kecil.
Untuk mendapatkan buah berkualitas super, ternyata tidaklah mudah. Bahkan untuk mendapatkan hasil yang istimewa, petani durian bawor di Banyumas sering mengajak ngobrol saat perawatan pohon. Mereka memperlakukan tanaman duriannya, seperti anak sendiri.
Ganjar Budhi Setiaji, pemilik kebun Tegar Galur Farm di Desa Plana Somagede, Kabupaten Banyumas, mengungkap rahasia sukses budidayanya. Menurutnya, hampir setiap hari Ia mengajak pohon-pohon duriannya ngobrol, berbicara tentang banyak hal.
“Saya menerapkan bertani dari hati. Kalau suasana hati lagi tidak baik, berpengaruh ke tanaman. Lain orang yang pegang, hasilnya tidak sama,” ujar dia, Jumat (19/1/2024).
Menurut Ganjar, hampir setiap pagi dan sore hari di saat bunga mekar, Ia selalu mengajak ngobrol pohon-pohon durian di kebunnya. Dia percaya, suasana hati dan perhatian lebih akan menghasilkan buah yang besar dan manis.
“Saya juga menanam Musang King, tetapi secara hati saya tidak suka karena itu lokal Malaysia. Kenapa kita harus mengunggulkan durian lain, kalau kita punya durian lokal yang bagus. Perawatannya sama, pupuknya sama (dengan durian bawor), tetapi tidak pernah berbuah. Karena memang hati saya tidak senang,” kata pemilik 300 pohon durian ini.
Pernyataannya bukan omong kosong, pasalnya tahun 2017 lalu durian hasil produksinya menjadi juara pada Festival Durian.
“Kita sama-sama makhluk hidup, cuma kita saja tidak tahu bahasanya durian,” ujarnya.
Selain memperlakukan pohon durian seperti anaknya sendiri, keberhasilannya juga tak lepas dari pupuk yang dia gunakan. Ganjar mengaku, menggunakan pupuk organik buatannya sendiri. Pupuk tersebut berjenis NPK, seluruhnya menggunakan bahan-bahan organik.
“Keunggulan organik itu dagingnya seperti mentega dan manis. Satu pohon di tempat kami, rata-rata berbuah hingga 30-40 setiap musim panen. Itu untuk pohon berumur 9 tahun dan rata-rata berat buahnya 3-6 kg. Kemarin yang terbesar itu satu buahnya 9 kg,” kata dia.
Satu kilo duriannya, berharga Rp 80-90 ribu. Meski harganya tidaklah murah, ia sudah punya pasar tersendiri. Ada pelanggan setia yang datang ke tempatnya, ada juga buah durian yang dia kirimkan.
“Durian kami memang selalu stabil harganya, kemarin waktu lagi banyak-banyaknya harga sempat drop. Tapi di tempat kami, harga tetap sama dan bertahan,” ujarnya.
Ganjar tidak pelit ilmu soal perawatan durian tersebut. Saat ini sudah ada 35 petani yang bekerjasama dengan Tegar Galur Farm dan jumlah pohon yang ada mencapai 3.500.
“Terpenting Durian Kromo ini hidup di ketinggian 0-300 mdpl. Kalau terlalu dingin memang subur, tetapi buahnya kurang,” kata dia.