Hampir setiap elemen masyarakat terpapar Covid-19. Tak terkecuali dengan jajaran penyelenggara Pemilu. Seperti anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) juga terkena. Sejumlah anggota tim sukses pasangan calon (paslon) pun tak terlewatkan. Bahkan, empat kandidat pasangan calon (paslon) juga dinyatakan positif covid-19.
Setelah itu disusul dengan penutupan sementara lingkungan Setda. Sebab sejumlah pejabat juga tidak terlewatkan dari paparan virus tersebut. Sampai akhirnya, gebyar perayaan hari jadi Purbalingga pun ditiadakan.
Hasil tracing kontak erat Bupati, didapati delapan aparatur sipil negara (ASN) yang dinyatakan positif Covid-19. Selain itu masih ada beberapa lainnya yang menunggu hasil Swab/PCR Test.
Jumat (18/12/2020) pukul 14.52 WIB, data dari gugus tugas kasus positif sudah menembus angka 2382 kasus. Sebanyak 1078 orang menjalani isolasi mandiri. Sedangkan yang terkonfirmasi dirawat sejumlah 302 pasien.
“Melalui kesempatan ini, kami (Pemkab, red) mohon doa kepada seluruh warga masyarakat Kabupaten Purbalingga agar kami bisa segera pulih, bisa segera beraktivitas, dan tentunya kembali bisa melayani seluruh masyarakat Kabupaten Purbalingga,” kata Tiwi, pada video yang diunggah di akun Instagram @dyahhayuningpratiwi.
Tak hanya Tiwi, sebelumnya calon wakil bupati pasangannya, Sudono juga telah lebih dahulu dinyatakan positif Covid-19. Termasuk dengan rivalnya. Pasangan nomor urut 01, Muhammad Zulham Fauzi dan Zaeni Makarim (Oji-Jeni), keduanya juga terpapar.
Oji hampir satu bulan melakukan isolasi di rumah sakit di Jakarta. Sedangkan Jeni, melakukan karantina mandiri di rumah.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga, Hanung Wikantono, mengatakan dalam melakukan penangan kasus positif Covid-19, pemerintah melakukan testing, tracing dan treatment. Setelah dilakukan tes swab, kemudian ditelusuri siapa yang contak erat dengan pasien positif.
“Ketemu A, B, dan C. Dari dari B C ditracing lagi, jadi terus ketemu lainnya. Jadi seperti pohon faktor, maka terjadilah seperti ini,” kata Hanung.
Terkait pilkada, Hanung menyampaikan kalau terkait pilkada itu alurnya dari hulu ke hilir. Mulai dari Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS). Hasil tes cepat terhadap 19.161 KPPS menunjukkan puluhan orang reaktif. Sebagaimana ketentuan yang berlaku, mereka yang reaktif harus menjalani tes swab. Hasilnya ada 33 anggota KPPS dari berbagai kecamatan yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Banyak yang reaktif, dan ditracing ada 33 yang positif, nah dari itu kemudian ditracing ternyata ada lagi, ada lagi, nah ya seperti itu,” ujarnya.
Sedangkan untuk kalangan Pengawas TPS, diketahui ada sekitar 90 yang reaktif, sedangkan untuk yang positif ada empat orang. Hasil itu pun juga dilakukan tracing. Karena petugas ini bisa ada kontak erat dengan siapa pun.
“Kalau untuk tenaga kesehatan, ada sekitar 47,” ujarnya.
Persebaran tak hanya pada petugas jajaran KPU dan Bawaslu. Pada masa pilkada kemarin, ada juga dari kalangan tim sukses yang terpapar. Hal itu sangat potensial, karena mengingat masa kampanye mobilitas cenderung relatif tinggi.
“Selama masa kampanye kan mungkin mobilitas cukup tinggi. Karena ada kumpul-kumpul atau juga saling berkunjung bertamu. Masa kampanye sebetulnya sudah jauh jauh hari di PKPU harus daring, nah itu saya ngga melihat seperti apa,” katanya.
Sehingga, Pilkada masuk dalam rentetan klaster persebaran covid-19 di Purbalingga. Setelah sebelumnya sudah terjadi klaster mobilitas, Goa, Nakes, Polres, BUMN, BUMD, dan Pilkada serta pengajian.
Usai pelaksanaan pemungutan suara, KPPS dan saksi di TPS 7 Kelurahan Wisana, menjalani isolasi mandiri. Sebab, pada 9 Desember lalu, diketahui ada petugas Pengawas TPS setempat yang terpapar covid-19. Tes swab dilakukan sehari setelah pelaksanaan pilkada, yakni Kamis (10/12/2020). Bahkan tak hanya TPS di Wirasaba. Di tempat lain pun terjadi hal serupa.
Terpisah, Komisioner Bawaslu Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) Setyowati membernarkan perihal tersebut. Memang ada PTPS yang bertugas saat pelaksanaan pemungutan suara. Namun, saat itu mereka belum mengetahui hasil tes swab yang dilakukan.
“Saat itu hasil swab belum keluar, dan kita sudah komunikasi dengan Dinkes. Terkait hasil swab pengawas TPS kami yang belum keluar sampai saatnya dia bertugas,” kata Setyowati.
Dia menjelaskan, pihaknya baru mengetahui bahwa ada PTPS yang positif pada Rabu (09/12/2020) malam. Kemudian pagi hari, langsung kordinasi dengan Dinkes terkait penanganan. Karena itu sudah masuk kewenangan dari Dinkes. Sehingga, keesokan harinya langsung dilakukan tes swab dan tracing.
“Setelah tanggal 9 itu, malam itu saya dapat informasi, pagi harinya saya langsung komunikasikan lagi dengan lagi Dinkes, kaitannya dengan PTPS yang hasilnya baru keluar malamnya dan diketahui paginya, kita sudah kordinasi dengan Dinkes, untuk ditindaklanjuti, karena sudah kewenangan Dinkes dan sudah ditindaklanjuti,” katanya. (Amin)