SERAYUNEWS – Bahasa Jawa, salah satu bahasa daerah terbesar di Indonesia, mungkin identik dengan Pulau Jawa, khususnya di Yogyakarta, Surakarta, dan sebagian besar Jawa Timur serta Jawa Tengah.
Namun, ternyata bahasa ini tidak hanya bisa ditemukan di Indonesia. Ada beberapa negara lain yang masyarakatnya berbicara dalam bahasa Jawa, hasil dari sejarah panjang migrasi dan kolonialisme.
Mau tahu negara mana saja? Yuk, simak ulasannya!
Suriname, negara kecil yang terletak di pantai timur laut Amerika Selatan, merupakan salah satu negara dengan populasi penutur bahasa Jawa terbesar di luar Indonesia.
Bagaimana bisa? Ini semua bermula pada abad ke-19 ketika Hindia Belanda (sekarang Indonesia) berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Saat itu, Belanda membawa ribuan pekerja kontrak dari Jawa ke Suriname untuk bekerja.
Meskipun jauh dari tanah asal, masyarakat Jawa di Suriname berhasil mempertahankan bahasa dan budaya mereka.
Hingga saat ini, bahasa Jawa masih dituturkan oleh sekitar 10% dari populasi Suriname, terutama di wilayah pedesaan.
Malaysia juga memiliki komunitas penutur bahasa Jawa, terutama di Johor dan Selangor. Bahkan di Malaysia ada satu daerah bernama Parit Jawa, yang mana daerah tersebut adalah tempat tinggal orang Jawa di Malaysia.
Banyak dari mereka merupakan keturunan imigran Jawa yang datang ke Malaysia pada akhir abad ke-18.
Komunitas Jawa di Malaysia masih melestarikan bahasa mereka, meskipun dalam bentuk yang lebih terpengaruh oleh bahasa Melayu.
Mereka biasanya menggunakan bahasa Jawa dalam percakapan sehari-hari di rumah, sementara bahasa Melayu digunakan di lingkungan yang lebih formal.
Meskipun ukurannya kecil, Singapura juga memiliki segelintir penduduk keturunan Jawa. Terdapat satu daerah bernama Kampong Jawa yaitu tempat bermukimnya orang Jawa di Singapura.
Dalam jurnal yang berjudul Singapore’s ‘other’ Austronesian languages: What do we know?, di Singapura ada sekitar 35.500 orang yang menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari mereka.
Kaledonia Baru, wilayah seberang lautan Prancis di Pasifik Selatan, juga memiliki komunitas Jawa.
Seperti di Suriname, penutur bahasa Jawa di sini merupakan keturunan dari buruh migran Jawa yang didatangkan sekitar tahun 1896 oleh pemerintah kolonial Prancis untuk bekerja di sektor pertambangan, pertanian, maupun peternakan.
Komunitas Jawa di Kaledonia Baru, yang berjumlah sekitar 4.000 orang, masih mempertahankan budaya Jawa, meskipun sebagian besar dari mereka kini lebih sering menggunakan bahasa Prancis dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa Jawa di sini pun telah bercampur dengan berbagai unsur lokal dan Prancis.
Sebagai mantan penjajah, Belanda memiliki sejarah panjang dengan Indonesia, termasuk dengan masyarakat Jawa. Selama masa kolonial, banyak orang Jawa yang dibawa atau pindah ke Belanda, baik sebagai buruh, pelajar, atau pejabat kolonial.
Sekarang, ada komunitas kecil keturunan Jawa di Belanda yang masih mempertahankan bahasa dan budaya mereka.
Bahasa Jawa di Belanda, meskipun tidak digunakan secara luas, tetap diajarkan di beberapa keluarga sebagai cara untuk menjaga identitas dan warisan budaya.
Bahasa Jawa memang bukan bahasa global seperti bahasa Inggris, namun penyebarannya di berbagai belahan dunia menunjukkan bagaimana migrasi dan sejarah kolonialisme bisa membawa sebuah bahasa hingga jauh dari asalnya.
Dari Suriname hingga Belanda, bahasa Jawa tetap hidup dan beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Meskipun tidak sepopuler bahasa-bahasa besar dunia, bahasa Jawa memiliki tempat spesial di hati komunitas-komunitas yang masih menjaganya dengan bangga.
Jadi, siapa sangka kalau di luar Indonesia, ada cukup banyak tempat di mana orang masih bercakap-cakap dengan bahasa Jawa?
Bukti bahwa budaya kita memiliki pengaruh yang mendunia, kan? Semoga informasi ini menambah wawasanmu.***