SERAYUNEWS – Aksi Offbid serentak para driver ojek online (Ojol) berbagai operator di Kabupaten Banyumas, berlangsung sejak pukul 06.00 sampai 14.00 wib, Kamis (24/10/2024).
Ratusan driver dan ojek online yang tergabung dalam Dewan Presidium Driver Online Banyumas Raya, menggelar aksi di depan Pemkab Banyumas.
Aksi tersebut merupakan buntut dari aksi sebelumnya, atas protes terhadap aplikator Maxim yang tidak fair soal penerapan tarif.
Aksi mulai dengan iring-iringan ratusan driver online. Baik yang menggunakan sepeda motor dan mobil. Mereka berkumpul di ruas Jalan S Parman Purwokerto.
Kemudian berkonvoi menuju halaman Pemkab Banyumas atau sisi Utara jalan lingkar Alun-alun Purwokerto.
Suara-suara driver online tersebut, juga tertuang dalam tulisan di spanduk. Mereka menuliskan ‘Kami Bukan Budak Aplikator’, hingga ‘Jangan Jadi Tamu di Rumah Sendiri’. Mereka juga melakukan orasi di depan gerbang Pemkab Banyumas.
Aksi sejak pukul 09.00 dan orasi di halaman Pemkab sekitar pukul 10.00 wib. Selanjutnya, sejumlah perwakilan dari paguyuban Ojol ini masuk menemui Sekda Banyumas.
Mereka melakukan audiensi di ruang Sekda, bersama Dinas Perhubungan dan Satpol PP.
Sebelumnya, Kantor aplikator Maxim yang berada di Jalan KS Tubun, Perumahan Saphire Regency, Purwokerto Barat, kena segel oleh Dewan Presidium Driver Online Banyumas Raya, Kamis (17/10/2024).
Hal ini merupakan buntut dari perseteruan antar aplikator driver online grab dan gojek dengan maxim sejak beberapa bulan lalu.
Perseteruan itu karena adanya ketidaksesuai tarif antara aplikator lain dengan maxim. Tarif maxim sampai saat ini menjadi tarif paling murah.
Mereka tidak mendasari SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 974.5/36 Tahun 2023. SK tersebut mengatur terkait tarif yaitu jarak maksimal 3 kilometer itu Rp12.600.
“Adapun tarif batas bawah Rp3.600 per kilometer dan tarif batas atas Rp6.500 per kilometer dan itu tidak dipenuhi oleh aplikator Maxim,” ujar Koordinator Aksi, Budi Anggoro, Kamis siang.
Maxim adalah salah satu aplikator pendatang baru yang cukup banyak peminat karena tarif yang lebih murah.
“Tarif Maxim itu jarak paling pendek sekitar Rp9.000 bersih untuk driver. Sedangkan di SK Gubernur itu, jarak paling pendek maksimal 3 kilometer Rp12.600, jadi masih jauh dari SK gubernur,” kata dia.
