SERAYUNEWS- Bupati Fahmi Muhammad Hanif mentargetkan angka kemiskinan di Kabupaten Purbalingga, turun ke kisaran 10 % hingga 10.95%. Selain itu Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dia targetkan menjadi 7,3.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (Musrenbang RPJMD), di Pendopo Dipokusumo, Kamis (15/5/25).
Dalam kesempatan itu, sejumlah target dalam RPJMD 2025–2029 ditetapkan sebagai upaya untuk mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
Bupati Fahmi juga menyampaikan, bahwa arah pembangunan lima tahun ke depan akan fokus pada peningkatan infrastruktur. Kemudian peningkatan kualitas sumber daya manusia, penguatan ekonomi daerah, pelestarian lingkungan, serta perbaikan tata kelola pemerintahan.
Sejumlah indikator dia tetapkan sebagai target kinerja utama hingga akhir periode RPJMD. Di antaranya adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) sebesar 73, penurunan angka kemiskinan hingga kisaran 10,00%–10,95%.
Kemudian penurunan emisi gas rumah kaca, dan indeks reformasi birokrasi sebesar 85. Selain itu, pemerintah juga menargetkan rasio Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 1%, serta PDRB per kapita antara Rp50 juta hingga Rp60 juta per tahun.
Bupati Fahmi juga mengungkapkan lima isu strategis yang menjadi perhatian utama dalam pembangunan ke depan.
Pertama, transformasi sumber daya manusia (SDM), terutama dalam menyambut bonus demografi.
“Dalam lima tahun ke depan, kita akan memiliki penduduk usia produktif dalam jumlah besar. Ini harus betul-betul kita siapkan dengan peningkatan kualitas SDM agar menjadi unggul dan kompetitif,” katanya.
Kedua, pembangunan ekonomi inklusif yang menyesuaikan dengan tantangan geografis Purbalingga yang tidak melalui jalur utama seperti pantura dan jalan tol.
Namun, menurut Bupati, kondisi ini bukan hambatan, melainkan peluang untuk mengembangkan keunggulan SDM lokal yang ulet, teliti, dan tidak neko-neko.
“Ini nilai tambah yang bisa menarik investor,” tambahnya.
Ketiga, keberlanjutan daya dukung dan daya tampung lingkungan serta ketahanan pangan. Bupati Fahmi menegaskan bahwa Purbalingga memiliki potensi besar dalam bidang pertanian, terutama di wilayah Kemangkon, Bukateja, dan Kalimanah.
“Kita surplus dalam produksi padi dan juga punya potensi komoditas di dataran tinggi. Ini yang harus kita optimalkan,” ujarnya.
Keempat, penguatan konektivitas antarwilayah dan pembangunan infrastruktur berkelanjutan. Bupati berharap Bandara Jenderal Besar Soedirman (JBS) segera beroperasi guna mendukung aksesibilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Ia juga menekankan pentingnya optimalisasi konektivitas dengan kabupaten tetangga seperti Pemalang, Tegal, Banyumas, dan Banjarnegara.
Kelima, transformasi dan optimalisasi tata kelola pemerintahan. Mengingat ruang fiskal daerah yang terbatas, Bupati Fahmi menekankan perlunya efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaan program.
“APBD kita Rp2,1 triliun, namun ruang fiskalnya hanya Rp200 miliar. Maka, efisiensi dan efektivitas menjadi sangat penting,” jelasnya.
Arahan juga kepada OPD dan para camat agar mendorong inovasi di era teknologi yang cepat berubah.
“ASN harus berinovasi agar pelaksanaan pekerjaan berjalan optimal,” katanya.
Ia juga mengingatkan agar perencanaan dan penganggaran secara cermat, berorientasi pada hasil, dan berdampak langsung kepada masyarakat.
Sekretaris Bappeda Provinsi Jawa Tengah, Nur Rohmat yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan bahwa arah kebijakan kabupaten/kota harus selaras dengan provinsi dan nasional.
Ia menjelaskan bahwa dari 35 program prioritas, Kabupaten Purbalingga sudah siap menjalankan 34 di antaranya.
“Program prioritas harus searah dan bersinergi. Dari hasil desk untuk Kabupaten Purbalingga sudah ada 34 yang sudah sesuai dengan arah pembangunan provinsi,” pungkasnya.