Purbalingga, Serayunews.com
“Kita siap melakukan gerakan bersama penghijauan di sekitar DAS Serayu. Termasuk dengan menggerakkan OPD dan Kades yang ada di wilayah sekitar DAS Serayu,” kata Tiwi saat menerima kunjungan Dosen Universitas Indonesia (UI) Imam Prasodjo, di Ruang Tamu Rumah Dinas, Selasa (17/5/2022).
Penghijauan yang dilakukan menurut Tiwi memang diarahkan kepada tanaman yang juga memiliki potensi ekonomi. Terutama sebagai pakan ternak. Penanaman akan dilakukan di sekitar wilayah DAS Serayu. Selanjutnya perlu juga dipikirkan untuk memberikan bantuan alat pengolah pakan ternak kepada peternak.
“Karena ini dibutuhkan untuk mengolah tanaman untuk menjadi pakan ternak,” tandasnya.
Sementara dalam kesempatan tersebut, Imam Prasodjo menjelaskan menginformasikan akan adanya potensi bencana di DAS Serayu jika tidak segera dicegah.
“Saya mendapat berita bahwa Sungai Serayu itu mengalami erosi, kiriman lumpur yang sangat besar dan bahkan yang tertangkap di waduk Jenderal Soedirman (Mrica, Banjarnegara) setiap tahunnya 4 juta meter kubik. Diperkirakan kalau kita tidak melakukan sesuatu waduk Mrica dalam waktu dekat bisa tidak berfungsi,” kata Imam.
Potensi yang lebih mengerikan jika waduk tersebut jebol akibat tidak kuat menahan tekanan sedimentasi lumpur. Jika itu terjadi maka daerah di bawahnya akan terdampak berbagai bencana, mulai dari luapan banjir, gagal panen ikan, krisis air bersih, irigasi rusak total dan serta dapat meluap ke jalan raya/kereta.
“Saya tidak menakut-nakuti. Tapi mari kita bersiap melakukan upaya-upaya pencegahan,” katanya.
Salah satu upaya pencegahan yang ia gagas tentu saja penghijauan di sekitar bantaran sungai. Tidak sembarang penghijauan, tapi penghijauan dengan jenis pohon yang bisa bernilai ekonomi untuk pakan ternak.
“Kita ingin punya sentra-sentra pakan ternak, tapi menanamnya di bantaran sungai untuk menahan erosi agar proses sedimentasi di bantaran sungai bisa kita kurangi,” katanya.
Hewan ternak yang dikembangkan bisa berupa bibit unggul, misalnya Kambing Kejobong atau kambing perah seperti Kambing Saanen, Etawa, atau Jawa Randu. Sehingga hal ini bisa menjadi sumber penghasilan.
“Sehingga potensi musibah ini bisa menggerakan kita semua menjadi berkah. Semoga ini menjadi titik awal masyarakat bantaran sungai Serayu dari Wonosobo sampai Cilacap menjadi masyarakat sejahtera,”
imbuhnya.