SERAYUNEWS – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas melalui Bupati Sadewo Tri Lastiono, kembali mengupayakan pembangunan infrastruktur strategis, termasuk rencana pembangunan Jalan Tol Pejagan–Banyumas–Cilacap.
Hal ini disampaikan Sadewo dalam Rapat Koordinasi Pembangunan Infrastruktur di DIY dan Jawa Tengah Selatan pada Rabu (13/8/2025). Pertemuan tersebut dihadiri oleh Menko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan serta DPD RI.
Sadewo menjelaskan bahwa sebelum pandemi, proyek tol ini sempat masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). Setelah statusnya dicabut, ia langsung melobi Kementerian Pekerjaan Umum agar proyek ini diaktifkan kembali.
“Sekarang Tol Pejagan–Cilacap sudah masuk prioritas nasional. Pesan Pak Menteri, karena APBN tidak tersedia, diminta mencarikan investor,” kata Sadewo.
Pihaknya sudah menjajaki kerja sama dengan BUMN asal Guangxi, Tiongkok, yang tertarik berinvestasi untuk pembangunan konstruksi tol sepanjang 93 kilometer. Namun, investor tersebut tidak sanggup menanggung biaya pembebasan lahan.
“Mereka sudah siap investasi untuk konstruksi, tapi tidak untuk pembebasan lahan. Harapan kami, ini wilayah kabupaten miskin, jadi mohon dari pemerintah pusat bisa membantu,” ujarnya.
Selain tol, Sadewo juga menyoroti masalah lain. Ia menyebut Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga sepi penerbangan komersial karena jadwal yang tidak sesuai kebutuhan bisnis dan harga tiket yang mahal.
“Kalau berangkat dari Purbalingga pagi dan kembali dari Jakarta sore, pengusaha tidak perlu menginap. Tapi dulu jadwalnya justru sebaliknya, ditambah harga tiket mencapai Rp1,6 juta sekali jalan,” katanya.
Sadewo juga mengusulkan reaktivasi jalur kereta api lama yang menghubungkan Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, hingga Wonosobo. Ia mengatakan bahwa sebagian jalur yang sudah tertutup jalan memerlukan pembebasan lahan baru.
Terakhir, ia menyoroti konektivitas wisata antara Baturraden (Banyumas) dan Serang (Purbalingga). Sadewo menjelaskan bahwa akses jalan dari Banyumas sudah mulus, tetapi jalur dari Purbalingga masih berupa jalan tanah.
“Kalau ini diaspal, konektivitas wisata lingkar Gunung Slamet akan terbuka, menghubungkan destinasi Banyumas dan Purbalingga, sekaligus mempersingkat waktu tempuh ke Semarang hingga 45 menit,” ujarnya.
Sadewo menegaskan bahwa semua usulan ini membutuhkan bantuan pemerintah pusat. “Investor untuk infrastruktur sudah siap, tinggal pembebasan lahannya dibantu pemerintah,” kata dia.