SERAYUNEWS- Umat Katolik di seluruh dunia tengah berduka atas wafatnya Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2025 pukul 07.35 pagi waktu setempat. Kabar duka ini langsung dari Kardinal Kevin Farrell dalam siaran resmi TV Vatikan.
Sebagai bentuk penghormatan terakhir, Vatikan menetapkan masa berkabung selama sembilan hari. Setelah masa novemdiales ini berakhir, akan ada prosesi pemakaman secara khidmat dan sederhana, sesuai dengan amanat terakhir Paus Fransiskus.
Berbeda dengan para pendahulunya yang dimakamkan di ruang bawah tanah Basilika Santo Petrus, Paus Fransiskus meminta di Basilika Santa Maria Maggiore.
Ini salah satu gereja tertua dan paling bersejarah di Roma yang menjadi tempat favoritnya untuk berdoa selama masa kepausan.
Paus Fransiskus juga menginginkan agar prosesi pemakamannya tidak berhias kemewahan. Jenazahnya akan berada dalam peti kayu sederhana, bukan peti tiga lapis sebagaimana tradisi sebelumnya.
Dia juga menolak penempatan jenazah di atas panggung terbuka, meski umat tetap boleh memberi penghormatan terakhir saat bersemayam di Basilika Santo Petrus.
Sejak wafatnya Paus Emeritus Benediktus XVI tahun 2022, tata cara pemakaman Paus mengalami reformasi. Paus Fransiskus menegaskan kembali semangat kesederhanaan ini melalui perubahan yang tertuang dalam dokumen liturgi “Ordo Exsequiarum Romani Pontificis.”
Uskup Agung Diego Ravelli, pemimpin liturgi Vatikan, menyatakan bahwa reformasi ini bertujuan untuk “menekankan bahwa pemakaman Paus adalah pemakaman seorang hamba Tuhan, bukan seorang penguasa duniawi.”
Paus Fransiskus terkenal dengan gaya hidup sederhana dan semangat reformasinya. Hal ini turut tercermin dalam tata cara pemakamannya:
Bagi umat yang ingin menyaksikan langsung momen bersejarah ini, beberapa kanal resmi telah menyediakan tayangan live streaming dari Vatikan menjelang hingga saat pemakaman Paus Fransiskus.
Pemakaman Paus diperkirakan akan menarik perhatian umat dari berbagai belahan dunia, seiring dengan besarnya pengaruh dan keteladanan Paus Fransiskus dalam menjalankan misi kesederhanaan, cinta kasih, dan keberpihakan kepada kaum kecil.
Wafatnya Paus Fransiskus menandai akhir dari satu era penting dalam sejarah Gereja Katolik. Namun, nilai-nilai yang beliau tinggalkan akan terus hidup dalam hati umat. Prosesi pemakaman ini bukan hanya bentuk penghormatan terakhir, tetapi juga momen refleksi atas warisan spiritual yang beliau torehkan.