Kroya, serayunews.com
Festival Sewindu Gelar Budaya Bobok Bumbung di Desa Pesanggrahan sudah turun temurun selama 8 (delapan) tahun ke belakang. Hingga kini masih terus warga lestarikan sebagai warisan budaya sekaligus untuk menumbuhkan sektor pariwisata di desa tersebut.
Adapun acara bobok bumbung yang ke sewindu (8 tahun) ini dengan penyerahan bumbung oleh Kepala Desa Pesanggrahan Sarjo sebagai perwakilan warga kepada Pj Bupati Cilacap Yunita Dyah Suminar, di Lapangan Desa Pesanggrahan, Jumat (24/2/2023).
“Jadi rangkaian yang berjalan selama satu minggu ini banyak kegiatan yang membuat ekonomi berkembang, jadi UMKM jalan. Pajak juga berjalan, kemudian budayanya juga jalan. Ini perlu dirawat bahkan kalau perlu mengembangkannya, karena ini menurut saya luar biasa,” ujar Pj Bupati Cilacap.
Baca juga: [insert page=’hut-cilacap-pemkab-dan-baznas-bagikan-167-gerobak-usaha-gratis’ display=’link’ inline]
Yunita mengatakan, bahwa PBB merupakan masyarakat dan nilainya beragam sesuai dengan bangunan dan tanah masing-masing. Sehingga Desa Pesanggrahan memiliki kesadaran dalam membayar pajak yang tinggi.
“Tetapi kekompakan dan kebersamaan untuk bersama-sama melunasi itu adalah nilainya di sini. Karena masing-masing bisa saja membayar pajak sendiri-sendiri. Tetapi di sini kemudian bersama-sama saling mengingatkan bahwa kita punya kewajiban membayar pajak, karena masyarakat ternyata juga paham manfaat membayar pajak juga untuk diri mereka sendiri,” terangnya.
Kepala Desa Pesanggrahan Sarjo menyampaikan terima kasih kepada Pj Bupati Cilacap yang telah mendukung penuh pagelaran Festival Gelar Budaya Tradisi Bobok Bumbung tersebut. Sarjo menyampaikan, Desa Pesanggrahan memiliki luas 153 hektar dan jumlah penduduk sebanyak 4.706 jiwa, dengan jumlah wajib pajak sebanyak 2203.
“Untuk pengumpulan uang pajak, warga menabung dalam bumbung, karena ini sudah menjadi tradisi dan sudah lakukan selama 8 tahun. Jadi saat SPPT turun kita sudah siap, dengan prosesi bobok bumbung,” ujarnya.
Untuk jumlah pajaknya, lanjut Sarjo, nilainya naik hampir 100 persen dari tahun sebelumnya hanya sekitar Rp85 juta, kini naik menjadi Rp155 juta.
“Awalnya sempat ragu karena ada kenaikan yang luar biasa ternyata terbukti masyarakat tetap senang dan gembira membayar pajak tepat pada waktunya,” imbuhnya.
Sementara itu, Dwi Haryanto, salah satu warga RT10 RW04 Desa Pesanggrahan mengatakan, pajak yang pembayarannya dengan cara menabung di bumbung terasa ringan. Terlebih dengan balutan tradisi budaya membuat warga tetap semangat meski ada keanaikan.
“Kalau warga kami di RT10 RW04 ada102 wajib pajak, dengan jumlah pajaknya Rp8.729.000, saya pribadi pajaknya Rp24.190, kami juga punya inovasi membayarnya dengan sampah, jadi auto debit, sehingga tidak mengurangi jatah ibu-ibu,” ujarnya.
Festival Sewindu Gelar Budaya Bobok Bumbung di Desa Pesanggrahan berlangsung selama sepekan. Rangkaiannya berbalut dengan sejumlah kegiatan kesenian tradisonal, bazar UMKM. Ada juga sarasehan, dan puncaknya kirab jolen berisi bumbung serta pertunjukan seni budaya dari masing-masing RT dan berbagai kegiatan lainnya.
Dalam acara tersebut hadir Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Paiman, Perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Anshor Balasik, Camat Kroya Budi Narimo dan Forkopimcam, serta sejumlah tamu undangan lainnya.