SERAYUNEWS– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Indonesia akan mengalami fenomena hari tanpa bayangan atau kulminasi.
Dari laman resmi BMKG hari tanpa bayangan merupakan fenomena ketika matahari berada tepat di posisi paling tinggi dan mengakibatkan tidak ada bayangan yang terlihat atau menghilang karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.
Penyebab hari tanpa bayangan muncul karena bidang ekuator bumi atau bidang rotasi bumi tidak tepat berimpit dengan bidang ekliptika atau bidang revolusi bumi. Sehingga posisi Matahari dari Bumi akan terlihat berubah terus sepanjang tahun antara 23,5 LU sampai 23,5 LS, hal ini disebut sebagai gerak semu harian Matahari.
Menurut Emilya Nurjani, Sekretaris Departemen Geografi Lingkungan, Fakultas Geografi UGM menjelaskan fenomena hari tanpa bayangan tidak bisa disebut sebagai penanda pergantian musim. Meskipun diakui pergerakan semu matahari ke lintang selatan selalu di akhir bulan Oktober.
“Biasanya musim penghujan kita itu kan di bulan Oktober. Tapi tidak selalu karena musim penghujan atau kemarau itu bisa maju, bisa mundur,” ungkap Emilya.
Berdasarkan laporan BMKG hari tanpa bayangan akan terjadi di Indonesia 2 kali dalam setahun dan waktunya tidak jauh dari saat matahari berada di khatulistiwa. Pada tahun sebelumnya, Indonesia mengalami hari tanpa bayangan sepanjang 7 September sampai 21 Oktober 2022.
Kapan tepatnya fenomena hari tanpa bayangan terjadi di Indonesia? Catat tanggalnya berikut ini:
1. Tanggal 21 Maret 2023 pukul 04.24 WIB.
2. Tanggal 23 September 2023 pukul 13.50 WIB.
3. Tanggal 21 Juni 2023 pukul 21.57 WIB Matahari berada di titik balik Utara.
4. Tanggal 22 Desember 2023 pukul 10.27 WIB Matahari berada di titik balik Selatan.
Fenomena ini dapat diamati dari berbagai wilayah di Indonesia dalam waktu yang berbeda tergantung dari letak geografis masing-masing daerah.