
SERAYUNEWS – Upaya menciptakan lingkungan transportasi yang aman dan bebas dari kekerasan seksual terus digencarkan.
Kali ini, Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) bekerja sama dengan PT KAI Daop 5 Purwokerto menggelar kegiatan bertajuk “Talkshow Sosialisasi Anti Pelecehan Seksual di Lingkungan Kereta Api”.
Acara yang berlangsung di Hall Stasiun Purwokerto pada Selasa (28/10/2025) ini diikuti oleh berbagai kalangan, mulai dari mahasiswa, komunitas, masyarakat umum, hingga jajaran internal PT KAI Daop 5 Purwokerto.
Ketua Umum IRPS, Ricki Dwi Agusti, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada seluruh penumpang kereta api.
Selain itu, talkshow ini dirancang agar masyarakat berani melapor jika menjadi korban atau menyaksikan tindakan pelecehan seksual.
“Tujuannya adalah memberikan rasa aman kepada semua penumpang. Jangan pernah takut untuk melaporkan karena ini untuk kebaikan diri sendiri dan bersama,” katanya, ditemui usai acara.
Ricki menambahkan, peserta juga mendapatkan panduan praktis mengenai alur pelaporan dan pendampingan dari dinas terkait, sehingga korban atau saksi tahu harus berbuat apa ketika kejadian terjadi.
Kegiatan ini turut mendapat apresiasi dari Pemerintah Kabupaten Banyumas. Kepala DPPKBP3A Banyumas, Krisianto, menilai langkah IRPS dan KAI sangat penting sebagai gerakan preventif dalam mencegah kekerasan seksual di ruang publik.
“Kami menyambut baik kegiatan ini sebagai bentuk pencegahan kekerasan seksual. Di tahun 2025 tercatat ada 41 kasus di Banyumas. Meskipun belum terjadi di lingkungan KAI, kita harus tetap waspada dan mencegah sejak dini,” ujar Krisianto.
Ia menambahkan, pemerintah daerah telah membentuk jejaring perlindungan anak dan perempuan di tingkat desa melalui PATBM (Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat).
Selain itu, layanan pengaduan UPTD PPA Banyumas juga telah dibuka, lengkap dengan hotline dan akses langsung di kantor depan SAMSAT Karangklesem.
Dari sisi psikologis, narasumber Kurniasih Dwi P. menekankan bahwa lingkungan sosial memegang peran besar dalam mencegah pelecehan seksual.
“Hampir semua korban pelecehan diketahui oleh orang-orang terdekat. Karena itu, kita perlu lebih peka terhadap perubahan perilaku orang di sekitar kita,” ujarnya.
Menurutnya, dukungan dan empati dari orang sekitar dapat menjadi benteng pertama bagi korban agar berani bersuara dan tidak merasa sendirian.
Melalui kegiatan ini, IRPS dan KAI Daop 5 Purwokerto berharap masyarakat semakin sadar, peduli, dan berani bersuara untuk menolak segala bentuk pelecehan seksual, terutama di lingkungan transportasi publik seperti kereta api.
Inisiatif ini diharapkan menjadi contoh nyata kolaborasi antara komunitas, pemerintah, dan BUMN dalam menciptakan sistem transportasi yang aman, ramah, dan berperspektif gender.