SERAYUNEWS – Harga emas dunia kembali mencatatkan rekor baru pada Rabu, 15 Oktober 2025. Cek harga daftar harga emas untuk hari ini.
Kenaikan tajam ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan China, serta optimisme pasar yang dipicu oleh laporan Dana Moneter Internasional (IMF) dan pernyataan terbaru Ketua The Federal Reserve, Jerome Powell.
Kenaikan harga ini menambah daftar panjang reli emas selama delapan minggu berturut-turut.
Para investor kini semakin gencar mengalihkan dana mereka ke aset aman (safe haven) seperti emas, di tengah ketidakpastian kebijakan moneter dan geopolitik global.
Pada penutupan perdagangan Selasa (14/10/2025) waktu New York, harga emas spot naik 0,75% ke level US$4.140,97 per ons, sedangkan emas berjangka AS menguat 0,77% ke posisi US$4.140,20 per ons.
Namun, penguatan belum berhenti di situ. Hingga pagi ini, Rabu (15/10/2025) pukul 05.21 WIB, harga emas kembali menanjak ke US$4.161,52 per ons, atau naik 0,45% dibandingkan hari sebelumnya.
Menurut analis Goldman Sachs, reli harga emas kali ini memang luar biasa, tetapi pasar juga harus mewaspadai potensi koreksi.
“Pasar logam mulia masih menghadapi risiko koreksi apabila arus investasi melambat,” tulis Goldman Sachs dalam laporannya.
Namun, di sisi lain, kenaikan harga emas juga disokong oleh pembelian besar-besaran dari bank sentral dunia, peningkatan kepemilikan di reksa dana berbasis emas, serta prospek penurunan suku bunga The Fed.
Sementara harga logam mulia terus menanjak, pasar saham Wall Street justru bergerak bervariasi.
Reuters melaporkan, indeks S&P 500 dan Nasdaq berakhir di zona merah, sedangkan Dow Jones Industrial Average naik tipis 0,44% ke level 46.270,46.
Kelesuan pasar saham ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan rencana untuk mengakhiri sebagian hubungan dagang dengan China.
Ketegangan antara dua raksasa ekonomi dunia itu memicu kekhawatiran investor global.
Jerome Powell dalam pidatonya mengatakan bahwa ekonomi AS masih tumbuh “lebih kuat dari perkiraan”.
Namun, ia menegaskan tidak ada kebijakan moneter yang sepenuhnya bebas risiko, terutama di tengah tekanan inflasi dan target ketenagakerjaan yang saling bertentangan.
IMF juga menambah sentimen positif dengan menaikkan proyeksi pertumbuhan global, meski tetap memperingatkan dampak negatif jika konflik tarif antara AS dan Tiongkok kembali meningkat.
Kenaikan harga emas dunia turut berdampak pada harga emas batangan di dalam negeri.
Berdasarkan data Pegadaian per 15 Oktober 2025, berikut daftar harga terbaru dari merek-merek ternama:
1. Emas Galeri24
2. Emas Antam
3. Emas UBS
Berdasarkan laporan pasar terbaru, harga emas batangan juga menunjukkan tren positif di tingkat konsumen.
Pecahan | Harga UBS | Harga Antam |
0,5 gram | Rp1.283.000 | Rp1.650.000 |
1 gram | Rp2.386.000 | Rp3.250.000 |
2 gram | Rp4.730.000 | Rp6.450.000 |
5 gram | Rp11.672.000 | Rp15.875.000 |
10 gram | Rp23.201.000 | Rp31.500.000 |
25 gram | Rp57.884.000 | Rp78.125.000 |
100 gram | Rp230.021.000 | Rp305.000.000 |
Harga emas Antam hari ini tercatat:
Kenaikan sekitar 0,4% untuk emas Antam dan 0,3% untuk UBS menandakan tren positif harga logam mulia sepanjang Oktober 2025.
Kenaikan harga emas tahun ini tak lepas dari kombinasi berbagai faktor, seperti:
Peter Cardillo, Kepala Ekonom Pasar di Spartan Capital Securities, mengatakan, “Pasar kini mendengarkan dua hal sekaligus, retorika perang dagang dan fundamental ekonomi.”
Melihat tren saat ini, banyak analis menilai bahwa harga emas berpotensi terus menguat hingga akhir 2025.
Emas masih menjadi pilihan utama bagi investor yang ingin menjaga nilai aset di tengah gejolak global.
Perbandingan harga antara Antam dan UBS juga menunjukkan karakter pasar yang berbeda.
Emas Antam unggul dari sisi nilai jual kembali karena memiliki sertifikat LBMA (London Bullion Market Association), sedangkan emas UBS kerap menjadi pilihan bagi pembeli pemula karena harganya lebih terjangkau.
Jika Anda berencana membeli emas, inilah momen yang patut dipertimbangkan.
Kenaikan harga memang terus berlanjut, tetapi tren jangka panjang menunjukkan logam mulia tetap menjadi instrumen investasi yang aman dan menguntungkan.***