SERAYUNEWS – Beredar berbagai konten di media sosial yang mengaitkan pernyataan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) tentang wisata haram di Indonesia.
Lantas bagaimana penjelasan Cak Imin yang sebenarnya? Cari tahu fakta sebenarnya dan penjelasan Cawapres nomor urut 1 itu. Simak bagaimana maksud dari pernyataan dan klarifikasinya tentang wisata di Indonesia.
Sebelumnya, ia sempat melontarkan pernyataan tentang wisata haram. Hal itu diungkapkan saat berbicara tentang potensi wisata halal di Indonesia pada Minggu, 14 Januari 2024 lalu.
Pria yang menjadi pendamping calon presiden (capres) Anies Baswedan pada Pilpres 2024 itu menggunakan diksi wisata haram. Kala itu, ia berkesempatan memberikan sambutan dalam haul Masyayikh ke-21 dan Silaturahmi Nasional Alumni Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini di Pasuruan, Jawa Timur, pada Minggu (14/1/2024).
Cak Imin berjanji akan memajukan wisata halal di Indonesia apabila terpilih dalam Pilpres 2024. Pihaknya menyayangkan wisata halal Indonesia masih kalah dengan negara lain seperti Malaysia.
Menurutnya, wisata halal bisa lebih berkembang. Apalagi Indonesia merupakan negara dengan umat Islam terbanyak di dunia.
“Wisata halal kita masak kalah sama Malaysia yang jumlahnya sedikit. Insya Allah (jika) Anies-Muhaimin (Amin) menang, Indonesia akan menjadi wisata halal terbesar di dunia,” katanya saat memberi sambutan.
“Mboten wonten malih (tidak ada lagi) wisata haram, wisata yang berbagai hal yang menghambat kekuatan ekonomi umat Islam dunia. Insya Allah AMIN menang, Indonesia akan menjadi pusat budaya Islam terbesar terbanyak di dunia,” sambungnya.
Pemerintah Indonesia, menurutnya bisa lebih bertanggung jawab untuk mendorong wisata halal Indonesia menjadi lebih maju.
Sayangnya, diksi wisata haram tersebut menuai beragam komentar dan memicu konten-konten yang ramai di medos seperti Instagram hingga TikTok.
Usai pernyataannya itu, Cak Imin langsung memberikan klarifikasi pada hari itu juga. Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut meminta publik agar tidak salah persepsi bahwa seolah-olah nantinya wisata Indonesia akan diseragamkan menjadi halal semuanya saat pasangan Amin terpilih.
Ia menerangkan, yang dimaksud adalah memberikan akses yang memudahkan wisatawan dari negara-negara muslim bisa menikmati berbagai destinasi wisata di Tanah Air.
Melalui wisata halal tersebut memberikan akses pelayanan halal bagi wisatawan-wisatawan muslim dari mancanegara.
“Wisata halal itu memberikan akses kepada wisatawan-wisatawan mancanegara dari negara-negara muslim untuk mendapatkan akses pelayanan halal, sehingga (mereka) tidak ragu-ragu di dalam destinasi-destinasi di Indonesia,” jelasnya.
Dia pun menegaskan bahwa tetap menghormati wisata lokal yang sudah ada. Menurutnya, wisata Indonesia menghargai pluralitas dan kekhasan wilayah yang ada.
Oleh karenanya, Cak Imin lalu mengoreksi pernyataan sebelumnya tentang kuliner haram dan meluruskan maksudnya.
“Jadi ini bukan wisata syariah, bukan. Ini wisata halal yang tentu menghormati betul lokalitas, keunikan. Misalnya Bali. Bali itu semua ingin menikmati,” terangnya.
Sehingga yang dimaksud oleh Cak Imin, ingin memberikan akses wisata halal seperti tempat ibadah, fashion hingga kuliner bagi wisatawan muslim baik domestik maupun mancanegara.
Cak Imin juga menegaskan tidak ada wisata haram dan mengakui diksi tersebut tidak benar.
***