SERAYUNEWS – Setiap umat Islam tentu mendambakan ibadah haji yang mabrur. Tapi, apa sebenarnya yang arti dari haji mabrur? Simak ciri-cirinya.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “mabrur” berarti diterima oleh Allah SWT.
Maka, haji mabrur adalah ibadah haji yang diterima oleh-Nya karena dilakukan dengan penuh keikhlasan dan mengikuti tuntunan syariat.
Sering kali, istilah haji mabrur kerap dianggap sama dengan haji makbul. Keduanya memiliki arti yang hampir serupa: haji yang diterima oleh Allah. Namun, ada perbedaan mendasar.
Haji makbul adalah ibadah haji yang sah karena telah memenuhi syarat, rukun, dan sunnah-sunnahnya.
Sedangkan haji mabrur tidak hanya sah secara syariat, tapi juga berdampak positif terhadap perilaku seseorang setelah kembali dari tanah suci.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits sahih riwayat Imam Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada balasan bagi haji mabrur selain surga.”
Betapa besar keutamaan dari ibadah ini. Maka tak heran jika setiap jamaah berharap dapat meraih gelar tersebut.
Agar dapat memperoleh predikat haji mabrur, tak hanya cukup dengan mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji secara benar, tapi juga perlu memperbanyak doa.
Doa menjadi salah satu sarana spiritual agar ibadah yang Anda jalani berkah dan diterima oleh Allah SWT. Berikut ini doa yang bisa Anda lantunkan agar memperoleh haji yang mabrur:
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ حَجَّنَاحَجًّامَبْرُوْرًا…
Allahummaj’al hajjana hajjan mabruron…
Artinya:
“Ya Allah, jadikanlah kami haji mabrur. Umroh kami yang mabrur, sa’i kami yang disyukuri. Dosa kami yang Engkau ampuni. Amal sholeh kami yang Engkau terima dan perdagangan kami perdagangan yang tidak merugi. Wahai Zat Yang Maha Mengetahui apa yang ada dalam hati kami, keluarkan kami dari kegelapan menuju cahaya.”
Selain itu, ada pula versi doa yang lebih singkat yang bisa Anda baca saat melempar jumrah:
بِسْمِ اللهِ وَاللهُ أَكْبَرُ…
Bismillaahi wallahu akbar…
Artinya:
“Dengan nama Allah, Allah Maha Besar, kutukan bagi segala setan dan ridha bagi Allah Yang Maha Pengasih, Ya Allah Tuhanku, jadikanlah hajiku ini haji yang mabrur dan sa’i yang diterima.”
Doa-doa ini dapat Anda panjatkan setiap saat selama menunaikan ibadah haji. Niat yang ikhlas, amal yang bersih, serta doa yang sungguh-sungguh menjadi bekal utama menuju haji yang mabrur.
Pertanyaan penting lainnya adalah: bagaimana kita tahu seseorang telah meraih haji yang mabrur?
Ustaz M. Alvin Nur Choironi dalam tulisannya di NU Online menyebutkan beberapa ciri dari haji mabrur, antara lain:
1. Santun dalam Bertutur Kata (Thayyibul Kalam)
Seorang yang hajinya mabrur akan lebih menjaga lisannya. Ia tidak mudah berkata kasar atau menyakitkan hati orang lain.
2. Suka Menebarkan Kedamaian (Ifsya’us Salam)
Haji yang mabrur tercermin dari kebiasaannya menyebarkan perdamaian, baik di lingkungan keluarga, masyarakat, hingga tempat kerja.
3. Peduli terhadap Sesama
Haji mabrur meningkatkan kepedulian sosial. Jamaah haji yang kembali ke tanah air tidak hanya memikirkan dirinya sendiri, tapi juga turut meringankan beban orang lain.
Hal ini juga ditegaskan oleh sabda Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad: “Haji mabrur adalah memberikan makanan dan menyebarkan kedamaian.”
Maka, bukan hanya soal seremonial, haji yang diterima oleh Allah harus membawa perubahan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Tak sedikit orang yang mengira haji mabrur hanya bisa terlihat saat berada tanah suci. Padahal, tolak ukur paling nyata justru terlihat setelah Anda kembali ke rumah.
Apakah Anda semakin rajin beribadah? Apakah Anda menjadi pribadi yang lebih sabar, jujur, dan penuh empati? Haji yang mabrur akan menciptakan pribadi yang lebih baik dan konsisten dalam ketakwaannya.
Sebaliknya, bila seseorang usai menunaikan ibadah haji tapi tetap melakukan maksiat, maka bisa dipertanyakan nilai kemabruran hajinya.
Mendapat gelar haji mabrur bukan hanya hasil dari perjalanan fisik menuju Mekah dan Madinah, melainkan juga perjalanan spiritual yang mendalam.
Untuk mencapainya, diperlukan niat tulus, keikhlasan, kedisiplinan menjalankan rukun dan sunnah, serta komitmen untuk berubah menjadi insan yang lebih baik.
Jika Anda berkesempatan menunaikan ibadah haji, jangan lupa niatkan sepenuh hati agar Allah SWT menerima setiap langkah ibadah Anda.
Semoga doa-doa yang dipanjatkan menjadi penolong, dan perilaku Anda setelah haji menjadi cerminan kemabruran yang hakiki.***