Menanggapi hal tersebut Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Banjarnegara Akhmad Fajar mengatakan, awalnya pemerintah menambah hari cuti bersama akhir tahun untuk mendorong ekonomi dan pariwisata.
Menurutnya, keputusan ini tentu memberikan dampak kunjungan bagi pengusaha pariwisata, namun di sisi lain masalah kesehatan juga tidak kalah penting, sehingga keputusan yang diambil oleh pemerintah sudah tentu melakukan berbagai pertimbangan dan kajian.
“Kalau dampak bagi pelaku pariwisata itu pasti, tetapi kami tetap mendukung kebijakan pemerintah karena pasti sudah dipertimbangkan dari berbagai aspek, khususnya kesehatan,” ujarnya.
Akhmad Fajar yang juga pengelola pariwisata minat khusus The Pikas Adventure mengakui jika secara bisnis tentu akan turut berdampak pada jumlah pengunjung. Namun untuk wilayah Banjarnegara tidak terlalu signifikan, mengingat masih banyak pilihan objek wisata yang sudah menerapkan protokol kesehatan penanganan Covid 19.
Dia mencontohkan objek wisata yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta sudah harus menerapkan protokol kesehatan, mulai dari tempat cuci tangan hingga pengaturan jarak. Sehingga dia memprediksi wisata alam terbuka menjadi pilihan bagi calon wisatawan dalam menikmati libur akhir tahun.
“Kami bersama dengan para pengelola wisata lain juga terus melakukan himbauan untuk disiplin dalam penerapan protokol kesehatan. Sebabnya, pengurangan cuti dinilai juga berangkat dari pengalaman kasus yang meningkat saat long weekend di beberapa daerah,” ujarnya.