SERAYUNEWS— Dandhy Laksono yang identik dengan motor Supra X hitam merah, berpenampilan standar mas-mas pada umumnya. Dandhy biasa berkaus, kadang bercelana pendek, pakai sandal, dan rambut awut-awutan.
Aktivitas tepi jurang bersama Watchdoc melahirkan pertanyaan dari mana dana untuk membiayai karya-karyanya. Salah satunya, film Dirty Vote yang sedang viral.
Film dugaan penyalahgunaan wewenang Pemilu 2024 yang menjadikan tiga akademisi Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar sebagai pengupas itu ternyata biaya produksinya patungan.
Produser, Joni Aswira, mengatakan film ini lahir dari kolaborasi lintas CSO. Ia mengatakan, dokumenter ini sesungguhnya juga memfilmkan hasil riset kecurangan pemilu yang selama ini koalisi masyarakat sipil kerjakan. Biaya produksinya mereka himpun melalui crowd funding, sumbangan individu dan lembaga.
“Biayanya patungan. Dirty Vote juga digarap dalam waktu yang pendek sekali sekitar dua minggu, mulai dari proses riset, produksi, penyuntingan, hingga rilis,” ujar Joni kepada (11/2/2024).
Ada 20 lembaga lain yang terlibat kolaborasi dalam film ini, antara lain Aliansi Jurnalis Independen (AJI), Bangsa Mahardika, Ekspedisi Indonesia Baru, Ekuatorial, Fraksi Rakyat Indonesia, Greenpeace Indonesia.
Kemudian, ada juga Indonesia Corruption Watch, Jatam, Jeda Untuk Iklim, KBR, LBH Pers, Lokataru, Perludem, Salam 4 Jari, Satya Bumi, Themis Indonesia, Walhi, Yayasan Dewi Keadilan, Yayasan Kurawal, dan YLBHI.
Dandhy, sang sutradara, sejak lama memang selalu banyak orang pertanyakan sumber dana dan afiliasi politiknya.
Dandhy mempersilakan siapapun untuk membuktikan bahwa dia menjadi underbow salah satu kubu politik. Menurut Dandhy, akan sangat mudah untuk membuktikan itu jika memang benar. Karena Dandhy sendiri dengan mudah membuktikan jaring oligarki Jokowi dan Prabowo melalui Sexy Killers.
“Menyangkut hal lebih rumit saja kita bisa bongkar. Apalagi membongkar saya ini (sebagai underbow politik) apa susahnya,” jawab Dandhy enteng (28/8/2022).
Banyak yang menuduh Dandhy memiliki backing dari kekuatan ekonomi besar. Beberapa menilai ada NGO atau LSM yang tidak secara terang-terangan menjadi sponsor Dandhy. Semua tuduhan ini bermuara pada isu afiliasi politik Dandhy.
Dandhy menjawab enteng, “Semua dari tabungan.”
Namun, Dandhy mengakui ada sumber dana lain, terutama saat darurat, yaitu utang dari istri. *** (O Gozali)