Cilacap, Serayunews.com
Mereka adalah pelaku wisata malam menyusuri sungai Bengawan Donan yang membelah area kilang dengan Kelurahan Kutawaru di seberang belakangnya. Kapal wisata dirancang khusus mengangkut para penumpang di malam hari, dengan layanan setiap Jumat dan Sabtu malam.
“Keren, sering liat foto teman-teman dengan background kilang Pertamina, penasaran. Akhirnya membuktikan sendiri, bagus,” kata Agus, pelaku wisata malam asal Kelurahan Gunung Simping, Kecamatan Cilacap Tengah.
Susur sungai menjadi salah satu layanan paket wisata terpadu bertajuk Masyarakat Mandiri Kutawaru (Mamaku) dengan mengoptimalkan berbagai potensi lokal di kelurahan ini. Diantaranya tracking mangrove, stasiun sepeda, kolam pemancingan, kidz zone nature study, Mamaku Cycling Trip, Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) Patra Bahari Food Center, hingga menu khas kepiting di Kampoeng Kepiting.
Patra Bahari Food Center merupakan inisiatif Pertamina bersama Kelurahan Kutawaru, Lembaga Pemberdayaan dan Pembangunan Masyarakat Kelurahan (LPPMK) Kutawaru dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat menata pedagang kuliner di area khusus, dengan desain lapak yang bersih dan rapi. Ada 15 lapak yang buka setiap hari dari pukul 08.00 – 23.00 WIB, dengan sajian kuliner khas Kutawaru, seperti cimplung, olahan kepiting, mendoan, lotek, aneka minuman, dan lain-lain.
Samirah, salah seorang pedagang di Patra Bahari Food Center mengaku senang, tempat berjualannya selama ini sudah tertata lebih rapi dan bersih. “Alhamdulillah, terimakasih kepada Pertamina atas bantuan pembangunan tempat berjualan yang lebih nyaman. Harapannya semakin menarik pengunjung dan wisatawan,” ujarnya.
Senada Lurah Kutawaru, Slamet mengapresiasi kepedulian Pertamina yang memfasilitasi tempat berjualan para pedagang yang selama ini mangkal di area dermaga Kutawaru. “Atas nama warga kami sampaikan penghargaan tinggi kepada Pertamina. Mudah-mudahan semakin meningkatkan perekonomian warga, seiring obyek wisata Kutawaru ini semakin dikenal,” katanya.
Selanjutnya, hanya berjarak 2 km dari Patra Bahari Food Center, para petualang rasa akan dimanjakan dengan kuliner andalan kepiting di Kampoeng Kepiting di Jalan Nusa Sejati RT 03 RW 04, Dusun Lemah Lutik. Kawasan ekowisata ini dibangun Pertamina bersama Kelompok Pembudidaya Ikan Masyarakat Mandiri Kutawaru (Pokdakan MAMAKU) dimotori oleh sejumlah wanita TKI Purna. Area yang sejuk dan asri ditambah spot-spot swafoto kekinian, dijamin membuat pengunjung betah berlama-lama di tempat ini.
General Manager PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap, Eko Sunarno hadir secara langsung meresmikan penggunaan Patra Bahari Food Center dan Kampoeng Kepiting, Rabu (8/9/2021). Eko mengaku terkejut dengan kreatifitas warga yang membangun wisata terpadu dengan mengoptimalkan potensi lokal.
“Luar biasa. Ada Pujasera Patra Bahari Food Center yang mengangkat kuliner lokal, Kampoeng Kepiting yang terintegrasi dengan budidaya ikan kerapu, area pemancingan dan susur sungai. Semua potensi Kutawaru bisa diintegrasikan secara maksimal,” jelasnya.
Hal ini, lanjut Eko juga menjadi wujud kontribusi Pertamina dalam menyukseskan program Sustainable Development Goals(SDGs), khususnya point ke-8, tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.
“Ada pemberdayaan UMKM yang bermuara pada pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui pembangunan wisata terpadu Mamaku ini. Pesan saya, masyarakat menjaga keberlangsungan dari apa yang sudah dibangun bersama-sama ini,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Pertamina menyerahkan bantuan 10 unit sepeda untuk mendukung Mamaku Cycling Trip di area Pujasera, 100 buah rompi untuk Pokdarkamtibmas dan Linmas, dan Pembangunan Pujasera Patra Bahari Food Center. Kegiatan dihadiri Senior Manager Operation & Manufacturing (SMOM), Didik Subagyo; Sekretaris Camat Cilacap Tengah, Yusuf Kuncoro, dan undangan terkait.
Terpisah, Pjs. Area Manager Communication, Relations, & CSR PT KPI Unit Cilacap, Edward Manaor Siahaan menyampaikan, pengembangan lingkungan sekitar menjadi upaya serius Pertamina memajukan masyarakat sekaligus implementasi program Environmental, Social, dan Governance (ESG).
“Di point environmental melalui dukungan budidaya kepiting, serta point social di pembinaan UMKM melalui konsep wisata terpadu Mamaku ini. Semoga manfaatnya terus berkelanjutan,” ucapnya.