SERAYUNEWS- Desa Karanganyar di Kecamatan Adipala, menjadi salah satu wilayah sentra pengembangan budidaya bawang merah di Kabupaten Cilacap.
Upaya ini untuk meningkatkan hasil produksi bawang merah di Cilacap. Terlebih hasil kajian akademis, wilayah pesisir Cilacap cocok untuk budidaya bawang merah.
Adapun pengembangan bawang merah yang dibudidayakan yakni bawang merah TSS (True Shallot Seed) varietas Maserati.
Selama tiga tahun terakhir, Kecamatan Adipala telah mengembangkan budidaya bawang merah TSS ini. Bahkan, kini menjadi percontohan untuk daerah lain di luar Cilacap.
“Bawang merah adalah salah satu komoditas pertanian yang berkontribusi terhadap inflasi, karena tingginya permintaan konsumsi,” ujar Pj Bupati Cilacap, Mohamad Arief Irwanto usai panen bawang merah di Desa Karanganyar, Rabu (25/9/2024).
Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap mencatat, tahun 2022 lalu produksi bawang merah di Kabupaten Cilacap mencapai 4.582,60 kuintal dengan luas panen 50,20 hektar.
Tahun berikutnya, produksi melonjak menjadi 9.511,20 kuintal dengan luas panen 113,53 hektar.
Kecamatan Adipala memimpin dengan produksi tertinggi sebesar 4.990 kuintal, dari luas panenan 54,50 hektar. Selain itu kecamatan lainnya seperti Nusawungu, Cimanggu, Cipari, dan Kampunglaut juga menunjukkan hasil yang signifikan.
Kepala Dinas Pertanian Cilacap, Susilan menjelaskan, konsumsi bawang merah di Cilacap tahun 2022 dan 2023 masing-masing adalah 56.178,57 kuintal dan 56.916,57 kuintal.
Dengan demikian, produksi lokal hanya mampu memenuhi 8,15% kebutuhan pada tahun 2022 dan 16,71% pada tahun 2023.
Susilan menyebut, budidaya bawang merah TSS memiliki banyak keunggulan dari pada dengan budidaya umbi.
“Biaya produksi lebih rendah, karena penggunaan benih yang lebih sedikit. Hanya sekitar 2 sampai 3 kg per hektar. Sementara umbi, mencapai 1 sampai 1,5 ton per hektar,” jelasnya.
Selain itu, menurut dia bawang merah TSS lebih tahan terhadap hama dan penyakit, serta dapat meningkatkan hasil umbi hingga dua kali lipat. Selain itu, ketersediaan benih juga selalu terjamin.
Untuk mendukung peningkatan produksi bawang merah TSS, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberikan bantuan sarana produksi pada tahun 2024.
Bantuan tersebut meliputi 21 kg benih bawang merah, 21 unit alat semai (MOF), 2.730 tray semai, dan 2.800 kg media tanam. Kemudian ada 70 sachet pembenah tanah asam humat, dan 14 rol plastik UV untuk luas lahan 7 hektar.
Selain dari Provinsi Jawa Tengah, bantuan peralatan juga dari Bank Indonesia Kantor Perwakilan Wilayah Purwokerto berupa mesin traktor. Selain itu bantuan alat dari Dinas Pertanian Kabupaten Cilacap.
Tak hanya bawang merah, Petani Desa Karanganyar juga mengembangkan budidaya bawang bombai. Selain dapat menekan inflasi, juga memiliki peluang ekonomi yang menjanjikan.