Cilacap, Serayunews.com-Komisi A Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Cilacap akhirnya mengklarifikasi para camat yang videonya viral terkait inventaris pesawat, Senin (3/8/2020). Klarifikasi digelar secara tertutup, tanpa awak media.
Pada klarifikasi yang digelar di ruang rapat lantai 1 tersebut dihadiri oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Cilacap, Kepala Bagian Pemerintahan Sekda Cilacap, Kepala Bagian Organisasi Sekda Cilacap, dan beberapa camat yang terlibat dalam video viral, diantaranya Camat Adipala, Camat Cilacap Utara, Camat Jeruklegi, Camat Patimuan dan lainnya.
Ketua Komisi A DPRD Cilacap Mitra Patriasmoro mengatakan jika dipanggilnya para camat, untuk mendengarkan langsung kronologis viralnya video tersebut. Selain itu juga dilakukan sebagai pengawasan dari anggota dewan.
“Ternyata kejadian video hanya guyonan, tidak serius, dan mustahil terjadi di Cilacap, video tersebut dipotong, karena diakhir-akhir itu, ‘bangun tidur oh ternyata cuman mimpi’. Mungkin kalau yang diunggah yang utuh bisa terjadi tidak sampai viral sampai seperti ini,” ujarnya.
Politikus Partai Golkar ini pun mengatakan bahwa sebagai pejabat, tingkah laku para camat ini sangat disorot oleh masyarakat. Untuk itu, semua tindak tanduk, harus diperhatikan dengan baik.
Apalagi, video tersebut dibuat dan viral ditengah pandemi Covid-19. Dimana tidak sedikit masyarakat yang mengalami kesusahan dan terdampak akibat pandemi ini.
“Sebagai pejabat publik, keinerja kita semua disorot oleh masyarakat. Tadi juga ada permintaan maaf dari camat yang disampaikan melalui Ketua Paguyuban Pak Rosikin dan Asisten Pemerintahan dan Kesra Pak Dian. Kami minta agar kejadian seperti ini untuk pertama dan terakhir tidak terjadi lagi,” katanya.
Anggota Komisi A, Edi Purwanto juga mengatakan jika pemanggilan terhadap para camaat tersebut merupakan teguran terhadap para camat.
“Jika menanyakan sanksi apa yang diberikan, dengan DPRD mengundana para camat itu sudah merupakan teguran. Komisi A sebagai anggota DPRD melihat ada hal tersebut, otomatis (mengundang), karena (banyak) ditanyakan dari bawah, dan diklarifikasi seperti apa,” katanya.
Komisi A juga akan merekomendasi kepada bupati, agar camat selalu dievaluasi kinerjanya. Selain itu juga selalu mengingatkan agar perilakunya harus hati-hati.
Sementara itu, Asisten Pemerintahan dan Kesra Sekda Cilacap Dian Setyabudi mengatakan jika video tersebut dibuat secara spontan, dan ketidaksengajaan dari para camat.
“Niatnya mlaku-mlaku refreshing, foto-foto di depan pesawat, dan kemudian ada yang mengambil (video) itu, hanya bentuk spontanitas. Kalau jadinya seperti ini di luar kemampuan karena media sosial saat ini snagat luar biasa,” katanya.
Guyonan ini, kata Dian dilakukan hanya sebagai candaan, karena selama Pandemi Covid-19, Camat menjadi salah satu yang ikut melaksanakan penanganan.
“Tetapi kalau itu guyonan, kemudian menjadi viral, dan ada yang kurang berkenan, saya atas nama Pemerintah Daerah dan teman-teman camat memohon maaf yang sebesar-besarnya, mudah-mudahan kejadian ini pertama dan terakhir,” katanya.
Terkait dengan sanksi, Dian mengatakan jika para camat tersebut sudah diingatkan secara keras oleh Bupati, Wakil Bupati maupun Sekda Cilacap. Mereka meminta agar kejadian serupa tidak terulang lagi, dan selalu memperhatikan tingkah lakunya.
Sebelumnya beredar sebuah video yang berdurasi 1 menit 58 detik ini menyatakan jika para Camat di Cilacap mendapatkan pesawat sebagai kendaraan operasional. Sumber suara pada video tersebut menyatakan jika inventaris pesawat diberikan sebagai upaya meningkatkan koordinasi dan transportasi bagi para camat dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan.
Klarifikasi Digelar Tertutup
Terkait dengan klarifikasi yang digelar secara tertutup, Ketua Komisi A DPRD Cilacap Mitra Patriasmoro mengatakan jika hal tersebut merupakan Rapat Kerja resmi Komisi A dengan mitra kerjanya. Meskipun tertutup, hasil yang dibagikan kepada awak media, sama dengan hasil pada rapat tersebut.
“Hasilnya sama yang disampaikan (kepada wartawan), tidak ada yang ditutup-tutupi sama sekali. Kalau rapat kerja kami ingin agar tertutup lebih dahulu. Kami juga izin pimpinan ketua,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi A Edi Purwanto mengatakan jika hal tersebut dilakukan agar tidak ada perbedaan kesimpulan oleh para wartawan.
“Karena saya takut nanti (wartawan) mengambil kesimpulan berbeda, kan seperti itu, jadi bahwa itu glowehan, saya sudah tahu alasannya. Tetapi bahwa tidak terkordinasikan, itu jelas, dari gambar yang viral itu, ada camat yang lari, tidak mau jelas itu bukan dari faktor kesengajaan, katakanlah dari rumah kita gini (disetting), tetapi tidak, tapi ini murni dibelakangan, spontanitas,” ujarnya.