“Hei ada pak Ganjar. Itu pak Ganjar datang. Halo pak Ganjar,” teriak beberapa warga.
Teriakan orang-orang itu langsung membuat heboh. Beberapa warga yang sedang istirahat di dalam kamar, langsung ikut keluar untuk menyapa.
“Pripun kabare bapak ibu? Sehat semua kan? Ada yang nggreges-nggreges (demam) atau batuk pilek tidak?,” sapa Ganjar.
Beberapa warga menjawab tidak ada gejala. Tapi, ada juga beberapa yang mengatakan memiliki gejala berupa hilangnya indra penciuman. ” Aku rak iso ngambung pak (saya tidak bisa mencium pak),” ucap beberapa.warga.
Dengan jarak sekitar 50 meter, Ganjar dan warga Kudus yang sedang isolasi di tempat itu pun asyik mengobrol bersama. Guyonan dan keseruan terjadi dalam obrolan singkat itu.
Salah satu yang menarik adalah saat Ganjar menanyakan tentang makanan. Awalnya Ganjar hanya ingin memastikan, semuanya tak ada yang kelaparan. Namun dari pertanyaan itu, Ganjar justru kerepotan menjawab banyaknya permintaan.
” Bapak ibu sampun maem dereng (sudah makan apa belum). Gimana menunya, enak tidak,” tanya Ganjar.
“Tidaaaak pak. Bosen pak, tiap hari makan lauk ayam terus,” teriak mereka bersamaan.
Beberapa warga meminta Ganjar mengganti menu lain selain ayam. Ada yang mengusulkan ikan, tempe, lodeh, sayur bening hingga ikan asin.
“Pengen sayur bening pak, sama tempe goreng. Ayam terus bosan, itu sampai nggak kemakan,” teriak salah satu bapak-bapak dari kejauhan.
Ganjar pun langsung memanggil pengelola asrama Haji Donohudan dan memintanya memenuhi permintaan warganya yang sedang isolasi itu. Bahkan, Ganjar meminta agar mulai besok, menu yang diinginkan warganya itu dipenuhi.
” Sesuk (besok) langsung diganti ya pak. Kalau bisa bervariasi, ganti-ganti menunya. Jangan lupa besok difoto kasih saya,” kata Ganjar.
“Tenang bapak ibu, besok menunya sudah diganti. Tadi ada yang minta ikan nila ya, ikan gurame, besok dikasih,” lanjut Ganjar disambut sorak gembira ratusan pasien yang ada di sana.
Lebih lanjut, gubernur mengatakan dari pantauannya itu semua warga Kudus yang isolasi di tempat itu tampam bahagia. Dari komunikasi yang disampaikan dan obrolan singkatnya, mereka semua terlihat ceria.
“Tadi mereka senang, jadi kalau senang imun kan naik, itu bagus. Maka tindakan isolasi terpusat ini akan sangat membantu penanganan. Saya terima kasih karena masyarakat mau berpartisipasi diisolasi di sini, sebab kalau di rumah kan bahaya,” katanya.
Ganjar juga akan terus mengajak warga Kudus yang masih isolasi di rumah untuk mau isolasi terpusat di Donohudan. Sebab selain menghindari penularan, di tempat itu juga enak karena makan terkontrol, ada tenaga kesehatan yang selalu mengawasi, tempatnya benar-benar steril hingga sejumlah hal positif lainnya.
“Maka kami harapkan nanti akan lebih banyak lagi warga Kudus yang ke sini, sambil kita terus merayu agar mau dibawa ke sini,” pungkasnya.
Sementara itu, penanggungjawab tempat isolasi terpusat Donohudan, dr Sigit menerangkan, ada 249 warga kudus yang diisolasi di tempat itu. Selain itu, ada juga warga lain dari Solo Raya.
“Untuk kapasitas, kami masih bisa menampung sekitar 400 san lagi. Terkait tadi permintaan perubahan menu, tentu kami penuhi dan akan kami konsultasikan dengan ahli gizi di sini, karena semuanya ada patokannya,” ucapnya.