SERAYUNEWS– Petani Kabupaten Purbalingga mampu mengekspor 300 ton tanaman lada ke Jepang pada tahun 2023-2024. Langkah tersebut dilakukan melalui dukungan Project UPLAND yang dilaksanakan di Kabupaten Purbalingga.
Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Purbalingga Revon Harpindiat, menjelaskan UPLAND merupakan kegiatan pertanian di dataran tinggi yang menyasar on-farm hingga off-farm. Program periode pertama (2021–2024) mengembangkan kambing Kejobong dan lada di Kejobong serta Pengadegan.
“Kegiatan ini didanai oleh lembaga pendonor yaitu dari IFAD Rp11.450.000.000 dan IsDB sebesar Rp10.862.500.000,” katanya saat menerima kunjungan tim Project Implementation Assessment and Support (PIASR) pada kegiatan UPLAND oleh Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD), di Graha Adiguna Operation Room, Selasa (9/9/2025).
Program tersebut melibatkan 32 kelompok tani. Realisasi kegiatan meliputi pembangunan jalan usaha tani 17 km, pembangunan 29 sumur bor air dalam, 3 sumur dangkal beserta instalasi penampungan, serta berbagai fasilitas produksi kambing dan lada.
“Sumur ini ternyata tidak hanya bermanfaat untuk pengairan tanaman komoditas, akan tetapi juga sebagai sumber air bersih bagi masyarakat mengingat wilayah setempat rawan krisis,” katanya.
Revon menambahkan, UPLAND juga menyentuh peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan, fasilitasi Pekarangan Pangan Lestari (P2L), pembangunan rumah bibit lada modern, rumah potong hewan ruminansia kecil, hingga unit pengolahan hasil. “Program ini yang utama bukan hanya kegiatan fisik semata tapi lebih kepada pembentukan karakter masyarakat penerima bahkan pembentukan mentalitas juang petani sehingga mampu mengembangkan potensi di wilayah untuk meningkatkan kesejahteraan,” katanya
Sekda Purbalingga, Herni Sulasti, dalam kesempatan yang sama menyampaikan capaian UPLAND periode pertama terbukti nyata, salah satunya ekspor lada ke Jepang sebanyak 300 ton pada tahun 2023–2024. “Kita harus menjaga sarprasnya, keberfungsiannya. Tahun 2021–2024 kita sudah dapat capaian luar biasa sudah bisa ekspor 300 ton lada,” terangnya.
Ia menegaskan, Pemkab mendukung agar program ini tidak berhenti saat project berakhir. “Yang paling penting bukan hanya uang ini dibelanjakan sesuai rencana. Tetapi sesuai arahan bupati, harus memberikan manfaat, dampak itu menjadi ukuran,” katanya.
Selain itu, Sekda mendorong agar manfaat UPLAND tidak hanya dinikmati di wilayah sasaran awal. “Harapan kami tidak hanya berhenti di wilayah project saja di Kejobong, Pengadegan, Karangmoncol dan Rembang. Tentu di tahun-tahun berikutnya kita bisa replikasi karena sudah dikasih contoh,” katanya.
Sekda Herni menegaskan pentingnya keberlanjutan program ini. Menurutnya, investasi besar yang sudah digelontorkan harus benar-benar memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat. “Dengan replikasi, maka kesejahteraan petani lebih merata di seluruh kecamatan,” katanya.
Project Manager Unit UPLAND Kementan RI, Muhammad Ikhwan, menyampaikan Purbalingga adalah satu dari 14 kabupaten/kota di Indonesia penerima UPLAND Project. “Kami titip keberlanjutan dari investasi yang sudah diberikan seperti penguatan korporasi pertanian dan pemeliharaan aset yang diberikan mohon didukung melalui APBD II atau diserahkan ke Pemdes melalui Dana Desa,” katanya.
Untuk periode kedua, program UPLAND dilaksanakan oleh 29 kelompok di Kecamatan Karangmoncol dan Rembang dengan komoditas kapulaga dan kambing. Anggaran yang digelontorkan mencapai Rp26,3 miliar dari IsDB. Tim PIASR juga dijadwalkan meninjau lapangan ke Desa Pangempon, Kejobong, dan Desa Gunungwuled, Rembang.