SERAYUNEWS– Tim ahli cagar budaya (TACB) Banjarnegara, mengusulkan tiga benda koleksi Museum Kailasa Dieng menjadi benda cagar budaya. Tiga benda itu berupa arca Ganesha, Siwa Trisirah dan Prasati Manglihi.
Ketua TACB Banjarnegara, Heni Purwono mengatakan, Prasasti Manglihi memiliki arti penting sebagai petunjuk bahwa di masa lalu kawasan ini merupakan pusat peribadatan penting.
“Prasasti itu menceritakan tentang pembebasan pajak bagi tanah Sima yang berdiri tempat suci dan ada pendetanya. Artinya di masa lalu, kawasan dataran tinggi ini merupakan pusat ibadah dan juga kebudayaan yang penting di era Mataram kuno,” kata Heni.
Menurut Heni, prasasti tersebut juga menunjukan budaya literasi yang tinggi. Karena selain prasasti ini, ada lebih dari 20 prasasti lain yang tersimpan di Museum Nasional Jakarta.
Dia menduga, masih ada prasasti lain dan barangkali masih terpendam. Sehingga narasi sejarahnya akan lebih lengkap, sehingga menambah daya tarik wisata sejarah di Dieng Banjarnegara.
Aryadi Darwanto, anggota TACB lainnya mengatakan, ketiga benda tersebut mendesak untuk jadi Benda Cagar Budaya. Sebab, memiliki keunikan tersendiri dan nilai sejarah yang tinggi.
“Arca Siwa dengan tiga kepala, itu tidak banyak jumlahnya. Adapun arca Ganesha, meskipun kepalanya sudah tidak ada, namun ukurannya termasuk yang paling besar. Semoga bisa jadi benda cagar budaya tingkat nasional ke depannya” kata Aryadi yang juga arkeolog alumni UGM.
Kepala UPT Kawasan Wisata Dieng, Sri Utami sangat mendukung kegiatan TACB tersebut. Menurutnya kekuatan utamanya selain alam juga sejarahnya.
“Semakin banyak nilai sejarah yang terungkap, maka akan semakin menarik wisatawan. Dan pada akhirnya masyarakat akan untung,” katanya.