Cilacap, serayunews.com
Situasi ini pun membuat sejumlah nelayan di Cilacap dilema, meraka harus jeli dalam melaut. Hal itu seperti pernyataan Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo Cilacap, Untung Jayanto.
“Saat ini memasuki angin timuran, masuk musim kemarau. Ikan mulai bermunculan sebenarnya, tapi angin dan gelombang justru tinggi,” kata Untung kepada serayunews.com, Selasa (26/7/2022).
Ia menyebutkan, biasanya puncak angin timuran terjadi pada Agustus hingga September. Sehingga dalam melaut, nelayan akan menyiasati dengan berangkat pada jam-jam tertentu guna menghindari gelombang tinggi dan angin kencang.
“Dampaknya adalah nilai transaksi ikan menjadi menurun. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, misalnya dalam semester 1 saat ini ada penurunan lebih dari 50 persen,” tuturnya.
Selain itu, katanya, saat ini juga kebanyakan nelayan lebih memilih untuk tidak melaut. Sebagian dari mereka memilih mengisi kekosongan waktu dengan memperbaiki alat tangkap ataupun perahu.