SERAYUNEWS – Meskipun mempunyai tupoksi seputar pelayanan administrasi kependudukan, namun Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dindukcapil) Kabupaten Banyumas juga aktif dalam kegiatan pencegahan stunting. Dindukcapil secara berkala membagikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk anak usia bawah dua tahun (baduta) di Kecamatan Pekuncen.
Sekretaris Dindukcapil Kabupaten Banyumas, Lily Listiani SH.MH mengatakan, kegiatan pendampingan terhadap anak-anak yang berpotensi stunting sudah dilakukan Dindukcapil sejak dua tahun terakhir. Tahun 2022, Dindukcapil tiga kali membagikan PMT kepada baduta di Pekuncen dan tahun ini, kegiatan tersebut kembali dilakukan dengan membagikan PMT kepada anak-anak baduta potensi stunting di Desa Cibangkong, Petahunan, Cikawug dan Semedo.
“Kemarin kita membagikan PMT untuk 111 anak baduta yang potensi stunting. PMT yang dibagikan berisi susu formula, biscuit dan lain-lain. Jadi ini untuk ke-4 kalinya, kita turun melakukan pendampingan stunting,” terangnya, Minggu (16/7/2023).
Lebih lanjut Lily menjelaskan, sebenarnya angka stunting di Kabupaten Banyumas terus mengalami penurunan dan target penanganan stunting juga sudah terpenuhi. Namun, bupati Banyumas menghendaki agar angka stunting terus ditekan hingga di bawah 10 persen. Sehingga penangannya sampai pada pencegahan.
Selain membagikan PMT, saat mengunjungi anak-anak potensi stunting tersebut, Dindukcapil juga sekaligus melakukan edukasi kepada para orang tua. Yaitu seputar pencegahan stunting yang bisa dilakukan, misalnya dengan rutin datang ke Posyandu sebulan sekali untuk memeriksakan berat badan dan kesehatan anak, memperhatikan gizi yang seimbang untuk menunjang pertumbuhan anak dan lainnya.
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan pada anak, akibat kurangnya asupan gizi, dimana pada jangka pendek dapat menyebabkan terganggunya perkembangan otak, metabolism tubuh dan pertumbuhan fisik pada anak. Anak yang mengalami stunting, biasanya akan mengalami gangguan pada berat badan yang kurang, serta tinggi badan yang cenderung di bawah ukuran anak normal.
“Pengurus PKK dan Posyandu juga diharapkan selalu memantau perkembangan baduta di wilayahnya, selalu berkoordinasi dengan bidan desa, Puskesmas, PLKB, kecamatan serta pendamping di tingkat kabupaten,” kata Lily.