Purbalingga, Serayunews.com – Perumda Pusat Pengolahan Hasil Pertanian Utama (Puspahastama) Kabupaten Purbalingga, bagikan dua ribu bibit tanaman kopi. Komoditas ini dinilai prospek untuk meningkatkan hasil bumi petani di Purbalingga. Oleh karena itu, saat ini mulai diperhatikan dan didorong untuk dikembangkan.
Direktur Perumda Puspahastama, Sri Wahyuni AKS MSi, menyampaikan pada tanggal 17-19 September telah melakukan pembagian bibit tanaman kopi di beberapa wilayah. Masing-masing 1000 bibit kopi Arabika di Gunung Malang, 500 bibit robusta di Siwarak, dan 500 di Desa Sirandu.
“Selain pembagian bibit, kita juga laksanakan pelatihan budidaya kopi mulai dari menanam sampai panen. Saat ini kami berikan 2000 bibit kopi,” kata Sri Wahyuni, usai penanaman di Gunung Malang.
Dewan Pengawas Perumda Puspahastama, Tri Daya Kartika sepakat dan optimis kopi bisa menjadi komoditas unggulan yang bisa mendorong Perumda Puspahastama untuk meningkatkan pendapatan daerah maupun petani. Terlebih di Gunung Malang dengan ketinggian 1200 mdpl cukup potensial ditanami jenis Kopi Arabika yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
“Penanaman bibit ini inshaallah akan membantu kesejahteraan petani, karena bila dengan penanaman yang baik, hasilnya juga akan baik, paling tidak satu pohon tiap musim menghasilkan 10 kilogram buah kopi, seandainya petani mempunyai 1000 pohon maka 1 tahun, diperkirakan akan menghasilkan Rp 70 juta per tahun.” katanya.
Sementara itu, Pjs Bupati Purbalingga Sarwa Pramana SH MSi menuturkan para petani kopi yang sudah dilatih, diharapkan ke depannya bisa menjadi pelatih bagi petani-petani kopi yang lain. Disamping itu, ia juga meminta agar setiap batang pohon kopi dari bantuan ini harus dipertanggungjawabkan.
“Memang harus ada komitmen dari para petani kopi. Ketika kita menancapkan satu pohon, tolong ada yang bertanggungjawab supaya tidak mubadzir, karena bibit ini dibeli juga dengan uang, dan uangnya uang negara. Kalau uang negara ini ditanam, nanti dipertanggungjawabkan, harus jelas lubangnya dimana saja, termasuk ketika ada yang mati harus ada second opinion, harus segera disusuli ditanami lagi, ini menjadi penting,” tuturnya.
Sarwa menambahkan, selain dapat memberikan kemanfaatan ekonomi, penanaman kopi di daerah atas ini juga dapat mencegah terjadinya bencana alam banjir ataupun longsor bagi daerah bawah.
“Karena ketika lahan ini gundul, tidak ada tanaman apapun, maka akan mudah menenggelamkan yang ada di bawah. Ini juga membantu Kabupaten Purbalingga untuk peresapan air sehingga air tidak liar tetapi meresap ke bawah menjadi mata air yang bagus,” katanya. (Amin)