SERAYUNEWS– Mahasiswa memiliki peranan penting dalam dunia pertanian, guna menjawab berbagai tantangan dan menjaga ketahanan pangan. Mahasiswa dapat berkontribusi memotong rantai pemasaran yang panjang dalam sektor pertanian.
“Mereka (mahasiswa) juga dapat membantu petani dalam inovasi dari bahan baku pertanian hingga produk jadi yang memiliki daya jual lebih tinggi,” ujar Yusuf Hanafi, Perwakilan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan) Kabupaten Banyumas.
Selain itu, kata dia, mahasiswa dapat berperan dalam menyebarkan informasi tentang cara bertani yang efektif, seperti mencari sumber benih yang berkualitas dan belum banyak beredar di Kabupaten Banyumas. Hal itu Yusuf Hanafi sampaikan saat Dialog Publik di UIN Saizu Purwokerto, Senin (30/10/2023).
Dia menjelaskan, peran mahasiswa dalam dunia pertanian menjadi kunci penting dalam menjawab berbagai tantangan dan menjaga ketahanan pangan. Dengan pemahaman, inovasi, dan semangat mereka, mahasiswa dapat membantu mewujudkan perubahan positif dalam sektor pertanian.
Hal ini memiliki dampak besar pada kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan. Mahasiswa memiliki peran strategis dalam menghadapi berbagai tantangan di sektor pertanian dan dapat menjadi solusi atas permasalahan yang pemerintah hadapi.
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Rama Adi Pratama menyampaikan, mahasiswa memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif dalam dunia pertanian. Mereka perlu memiliki pemahaman mendalam terhadap permasalahan di sektor pertanian saat ini.
Seperti halnya perubahan iklim, ketahanan pangan, dan tantangan dalam rantai pasokan pangan. “Mahasiswa adalah anak muda yang cerdas dan inovatif. Salah satu peran penting mereka adalah menjadi penggerak dalam memanfaatkan teknologi,” jelasnya.
Sebagai contoh, lanjut dia, mahasiswa dapat memanfaatkan platform marketplace untuk membantu petani dalam menjual produk pertanian mereka.
Selain berperan dalam pemasaran, mahasiswa juga dapat berkontribusi dalam memberdayakan petani melalui organisasi kemahasiswaan atau kelompok-kelompok pertanian.
Mereka dapat menjadi sumber informasi dan contoh dalam menerapkan pengetahuan pertanian yang mereka miliki. Misalnya, mereka dapat mengenalkan metode-metode inovatif seperti hidroponik, kultur jaringan, atau metode perbanyakan tanaman yang efisien.
Rama juga menyoroti peran mahasiswa sebagai content creator di berbagai media sosial. Banyak mahasiswa menciptakan konten yang mempromosikan cara bertani yang relevan dengan zaman sekarang. Sebagai contoh, ada akun media sosial yang membahas cara bertani sebagaimana dalam ayat-ayat Alquran.