
SERAYUNEWS – Pemerintah Kabupaten Banyumas melalui Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata (Dinporabudpar) menggelar Seminar Hasil Kajian Koleksi Museum Wayang Banyumas Tahun 2025.
Kegiatan ini mengusung tema “Museum Berkelanjutan, Budaya Bermartabat” dan menjadi langkah strategis untuk memperkuat pelestarian warisan budaya lokal, khususnya Wayang Gagrag Banyumasan.
Seminar ini merupakan tindak lanjut dari program kajian ilmiah yang telah berjalan sejak 2023. Tujuannya untuk mendeskripsikan dan mendokumentasikan koleksi wayang museum secara sistematis dan ilmiah.
Kabid Kebudayaan Dinporabudpar Banyumas, Fendi Rudianto, menjelaskan bahwa kajian tahun 2025 difokuskan pada Wayang Kulit Purwa Banyumasan, bagian dari 18 koleksi museum yang belum tuntas dikaji pada tahun sebelumnya.
“Melalui kajian ini, kami ingin menghasilkan deskripsi, tokoh, dan aksesoris yang melekat pada Wayang Gagrag Banyumas agar menjadi sumber ilmu sekaligus bahan edukasi budaya,” kata Fendi.
Nantinya, hasil kajian tersebut akan dibukukan menjadi panduan budaya yang bisa dimanfaatkan oleh akademisi, seniman, dan masyarakat umum.
Kepala Dinporabudpar Banyumas, Setia Rahendra, menegaskan bahwa seminar ini juga menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan kunjungan Museum Wayang Banyumas, terutama dari kalangan pelajar SD dan SMP.
Ia memaparkan rencana pengembangan museum sebagai destinasi wisata budaya terpadu yang akan terhubung dengan berbagai situs bersejarah di kawasan Kota Lama Banyumas.
“Selain memperkaya pengetahuan, wayang juga menjadi sarana pendidikan karakter bagi generasi muda,” kata Setia Rahendra.
Program kajian berkelanjutan ini mendapat apresiasi dari tokoh budaya setempat. Penasehat Pepadi Banyumas, Sungging Suharto, menyoroti kekhasan Wayang Gagrag Banyumasan yang memiliki gaya berbeda dari pakem pedalangan daerah lain.
“Wayang Banyumasan kini tidak hanya diakui secara nasional sebagai warisan budaya takbenda, tetapi juga terus menunjukkan prestasi di tingkat provinsi hingga internasional,” kata Sungging.
Menurutnya, keunikan wayang Banyumasan terlihat dari sulukan (nyanyian dalang), catur (dialog), hingga gaya gerak yang khas dan sarat nilai lokal.
Melalui seminar dan kajian berkelanjutan ini, Pemerintah Kabupaten Banyumas menegaskan komitmennya melestarikan kesenian wayang kulit Gagrag Banyumasan agar tetap relevan di era modern.
Komitmen ini juga menegaskan peran museum sebagai pusat pelestarian budaya bangsa, menjadikan wayang bukan hanya tontonan, tetapi juga tuntunan nilai dan karakter bagi masyarakat.