Sebagaimana diketahui, sejak pandemi Covid-19, hampir semua anggaran mengalami refocusing, termasuk juga anggaran untuk DKKB. Namun, berkat tangan dingin Sadewo yang saat ini menjadi ketua DKKB, persoalan anggaran selesai dan seniman tetap bisa menggelar pertunjukan.
“Sejak dulu DKKB minim anggaran, namun justru sekarang ini anggaran DKKB meningkat. Hal tersebut karena ketua DKKB aktif mencarikan dana dari luar, misalnya dari CSR ataupun menggaet dana APBD propinsi,” kata Wakil Ketua Bidang Program dan Litbang DKKB, Jarot Setyoko, Senin (25/10).
Anggaran DKKB tersebut, lanjutnya, membuka peluang para seniman untuk tetap bisa berekspresi serta menggelar pertunjukan dan mengadakan berbagai kegiatan lainnya. Kesempatan untuk menggelar pertunjukan juga terbuka lebar bagi banyak kalangan seniman, sebab Sadewo menerapkan aturan, untuk satu kelompok sanggar kesenian hanya dialokasikan anggaran Rp 5 juta. Dengan demikian semakin lebih banyak kelompok sanggar yang melakukan pementasan.
Dan jika ada kegiatan pementasan yang membutuhkan anggaran lebih dari Rp 5 juta, maka disarankan untuk melakukan bergabung dengan sanggar lainnya. Hal ini juga memacu para seniman untuk lebih banyak berkolaborasi.
“Aturan yang dibuat ketua DKKB tersebut,selain membuka kesempatan lebih banyak sanggar untuk mengadakan kegiatan, juga mengajarkan untuk berkolaborasi, membangun kekompakan, sinergitas serta rasa kebersamaan antar seniman Banyumas,” jelas Jarot.
Sadewo juga menerapkan aturan, bahwa DKKB tidak boleh menggelar kegiatan dengan anggaran yang difasilitasi APBD Banyumas. Sehingga fungsi DKKB dikembalikan sebagaimana seharusnya, yaitu fungsi koordinasi antar kelompok seniman. Sedangkan untuk pelaksana kegiatan dilakukan masing-masing kelompok sanggar. Hal ini membuat DKKB lebih demokratis, adil serta ada pemerataan.
Dalam hal berkoordinasi antar pengurus komite, saat ini DKKB lebih intens, dalam satu minggu minimal satu kali dijadwalkan rapat. Meskipun karena kesibukannya sebagai wakil bupati, Sadewo tidak selalu bisa hadir dalam rapat, namun ia mendelegasilan kewenangan kepada pelaksana harian.
Mengaca pada pengalamanan sebelumnya, jika hendak mengadakan rapat DKKB seringkali kesulitan untuk masalah teknis. Namun saat ini semua itu bisa teratasi, Sadewo membuka kesempatan lebar DKKB untuk mengadakan rapat di pendopo wakil bupati dan semua akomodasi rapat juga sudah ditanggung. Sehingga secara teknis, roda organisasi berjalan dengan lebih lancar dan kondusif.
Terkait kepeduliannya terhadap para seniman serta kesenian Banyumas ini, Sadewo menuturkan, ia sudah akrab dengan kalangan seniman sejak sebelum menjadi wakil bupati. Seniman Banyumas sudah menjadi temannya dan sering berkegiatan bersama.
“Seniman itu sebagian besar merupakan teman-teman saya, sehingga ketika sekarang saya ada kesembatan untuk bisa memberikan mereka yang terbaik, pasti akan saya lakukan, baik dalam hal anggaran ataupun lainnya,” tuturnya.