SERAYUNEWS — Bunga anggrek adalah tumbuhan yang dapat tumbuh di permukaan tumbuhan lain tanpa merusak inangnya. Lalu, adakah makna bunga anggrek Jokowi ke Megawati?
Anggrek tidak parasit, melainkan hanya menggunakan inang sebagai tempat tumbuh. Bunga ini mengajarkan manusia tentang kemandirian yang seimbang dengan ketergantungan.
Pesan ini yang mungkin Presiden Jokowi sampaikan saat mengirim karangan bunga anggrek bulan berwarna ungu. Karangan bunga itu merupakan ucapan selamat ulang tahun ke-77 untuk Ketua Umum Megawati Soekarnoputri, Selasa (23/1/2024).
Seolah ingin mengirim pesan, dirinya memang pernah menggunakan Megawati sebagai ‘inang’ tempat tumbuh dan berkembang.
Akan tetapi, seperti Anggrek, Jokowi merasa dirinya bukan parasit yang merusak inangnya. Dirinya memang pernah menumpang hidup tetapi dapat tumbuh dan berkembang sendiri.
Seperti diketahui, PDIP merasa ditinggalkan oleh Jokowi. Hal itu sebagaimana pernyataan Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto.
“Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga. Namun, kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranata kebaikan dan konstitusi,” ujar Hasto (29/10/2023).
Hasto menilai masuknya putra sulung Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden Prabowo merupakan pembangkangan politik atau political disobedience terhadap konstitusi.
Media asing The Strait Times sudah lama memberitakan terjadi keretakan hubungan antara Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi. Hal ini terkait bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Ganjar Pranowo dalam Pemilu tahun depan.
Mengutip sumber dari dalam partai, Megawati telah mengesampingkan peran Jokowi dalam memilih cawapres untuk Ganjar. Hal tersebut kabarnya telah menimbulkan rasa tak nyaman bagi Jokowi.
“Dua tokoh yang diunggulkan Jokowi menjadi cawapres Ganjar disikapi dingin oleh Megawati,” kata politisi senior PDIP yang tak mau disebutkan namanya itu, sebagaimana dikutip The Strait Times.
Keretakan tak terhindarkan lagi setelah terjadi susulan rentetan peristiwa lainnya.
Pernyataan yang menyebut Jokowi sebagai petugas partai hingga putusan Mahkamah Konstitusi yang melanggengkan Gibran menjadi cawapres, semakin menjauhkan hubungan antara Jokowi dan Megawati.
Puncaknya, kemesraan keduanya menjadi sukar kembali saat ada deklarasi Gibran menjadi pendamping Prabowo dalam Pilpres 2024.
Beberapa isu tersebut berkelindan, kemudian komunikasi menjadi tidak baik. Deklarasi Prabowo-Gibran membuat komunikasi akhirnya benar-benar terputus.
Usai deklarasi itu, PDIP tidak lagi mengikutsertakan Jokowi dalam kegiatan partai. Hal itu tampak saat Jokowi tidak hadir di acara hari ulang tahun PDIP ke-51.
Sampai tiba waktu Megawati ulang tahun dan Jokowi mengirimkan bunga anggrek ungu. Jokowi seolah ingin berkata posisinya sejajar dengan Megawati.
Nah, demikian analisis makna bunga anggrek Jokowi ke Megawati.*** (O Gozali)