SERAYUNEWS – Bak berbalas pantun, antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Sukarnoputri.
Awalnya, Mega mengkritik gelar Bapak Pembangunan, baginya pembangunan bukan soal fisik tetapi lebih pada mental bangsa.
Satu hari kemudian Jokowi menjawabnya, pembangunan infrastruktur bukan hanya membangun beton-beton saja tetapi ada manfaat ekonomis bagi rakyat.
Entah sengaja atau tidak, Megawati mengkritik gelar Bapak Pembangunan yang diberikan kepada Soeharto, sedang Jokowi diberi gelar Bapak Konstruksi.
Megawati menilai Soeharto lebih memilih pembangunan infrastruktur ketimbang sumber daya manusia.
“Apa pembangunannya? Karena kalau bagi kami, pembangunan paling penting adalah pembangunan mental bangsa, bukan fisik,” kata Megawati.
Saat itu, ia menghadiri Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Partai Perindo di iNews Tower, Jakarta, Selasa, 30 Juli 2024.
Megawati menjelaskan ada sejarah yang ingin ditutupi Orde Baru, di mana menurut Megawati, Kepemimpinan Soeharto saat itu ada Black Dot.
“Ketika Pak Harto menjadi presiden itu menurut saya, dari seluruh perjalanan sejarah kita, itu merupakan blackdot. Kenapa? Saya tidak ada masalah dengan beliau, tetapi dalam cara berpikir dan berpolitiknya. Waktu itu beliau, saya sendiri sampai hari ini tidak mengerti, saya jadi korban juga, temen-temen saya,” kata Megawati.
Satu hari kemudian, Jokowi menerima penghargaan sebagai Bapak Konstruksi Indonesia dari Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi). Penghargaan itu ada dalam acara Refleksi dan Catatan 10 Tahun Pemerintahan Jokowi di Bidang Konstruksi, Infrastruktur, dan Investasi di Jakarta, Rabu, 31 Juli 2024.
“Gapensi memberikan penghargaan kepada Bapak Presiden sebagai Bapak Konstruksi Indonesia,” kata Ketua Umum Gapensi Andi Rukman Nurdin.
Andi Rukman menyerahkan secara langsung sebuah helm baja kepada Presiden Joko Widodo dalam acara tersebut sebagai simbol Bapak Konstruksi Indonesia.
Pada kesempatan itu, seolah ingin menjawab sindiran Megawati, Jokowi mengatakan pembangunan infrastruktur itu bukan soal beton saja.
Menurut Jokowi pembangunan infrastruktur banyak manfaatnya bagi rakyat. Selain menekan biaya logostik, itu juga mendatangkan investor. Jika biaya logistik dapat ditekan, harga-harga pangan juga bisa ditekan.
“Karena infrastruktur jadi kunci bagi datangnya investasi. Tapi juga akan mengurangi biaya logistik,” kata Jokowi.
Menurut Presiden, Indonesia bersaing dengan negara-negara lain dari sisi konektivitas dan infrastruktur untuk menarik investor masuk ke Tanah Air.
“Kita tahu dari pembangunan ini world competitiveness rangking kita naik dari (rangking) 34 melompat ke (rangking) 27. Daya saing itu yang ingin kita raih dari pembangunan-pembangunan yang ada. Selain tentu saja pemanfaatan dari infrastruktur itu untuk rakyat,” tegas Jokowi.***(Kalingga Zaman)