SERAYUNEWS – Dinas Perhubunan (Dishub) Kabupaten Banyumas menginisiasi adanya taksi aglomerasi untuk wilayah Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen (Barlingmascakeb). Inisiasi ini sebagai upaya untuk menghidupkan kembali taksi konvensional yang semakin tergerus akibat keberadaan taksi online.
Kepala Dishub Kabupaten Banyumas, Agus Sriyono ATD.SIP.MM menyampaikan, kondisi taksi konvensional saat ini terus mengalami penurunan. Selain banyak ditinggalkan konsumen, juga karena aturan yang melarang taksi mengambil penumpang dari kabupaten lain.
“Misalnya taksi dari Banyumas membawa penumpang ke Purbalingga, saat kembali ke Purwokerto taksi dalam kondisi kosong, karena tidak boleh mengambil penumpang dari Purbalingga. Hal ini tentu berimbas pada pendapatan, mengingat taksi ini bisa beroperasi se-Jateng, tetapi saat kembali dalam kondisi kosong,” terangnya, Jumat (18/8/2023).
Melihat kondisi tersebut, Dishub Banyumas menginisiasi taksi aglomerasi Barlingmascakeb. Taksi dari 5 kabupaten tersebut boleh beroperasi pada lima kabupaten. Usulan tersebut dia sampaikan dalam rapat bersama Dishub Provinsi Jateng, Dishub kabupaten, organda serta pengelola taksi di wilayah Barlingmascakeb.
“Jadi taksi dari Banyumas nantinya boleh mencari penumpang di Purbalingga, Cilacap, Banjarnegara, ataupun Kebumen. Tentu saja untuk daerah ngetem sopir taksi harus mematuhi aturan masing-masing wilayah,” kata Agus.
Lebih lannjut Kepala Dishub Banyumas mengatakan, kolaborasi dengan kabupaten lain ini dalam rangka meningkatkan eksistensi taksi konvensional. Setelah terlaksana, berikutnya Dishub Banyumas akan mendorong taksi konvensional untuk menggunakan aplikasi yang diterapkan se Barlingmascakep.
“Sekarang era digital, sehingga mau tidak mau pelaku usaha harus mengikuti perkembangan digital. Nanti bisa buat aplikasi taksi Barlingmascakep, sehingga penumpang lebih mudah mengakses”, tuturnya.
Selain itu, Dishub Banyumas juga berupaya agar taksi aglomerasi Barlingmascakep nantinya bisa melayani atau berkerjasama dengan tempat-tempat wisata ataupun hotel. Sehingga wisatawan dari luar daerah akan lebih mudah mobilitasnya ke tempat-tepat wisata.
Terkait tarif taksi konvensional yang selama ini banyak dikeluhkan masyarakat, Agus menyatakan, akan ada tarif yang kompetitif. Jika penumpang sudah mulai ramai, maka membuat tarif kompetitif tidak akan sulit.