
SERAYUNEWS-Iqbal Santoso, warga Desa Gentasari, Kecamatan Pagedongan Banjarnegara kini sukses meraup cuan ratusan juta dari bisnis budidaya ikan lele. Namun siapa sangka, pemuda 25 tahun ini justru sering ditolak saat melamar kerja di beberapa perusahaan.
Berawal dari ditolaknya surat lamaran kerja yang dikirimkan ke beberapa perusahaan, Iqbal kemudian berpikir keras, melihat kolam ikan milik orang tuanya yang mangkrak sekian lama. Dia kemudian berpikir keras untuk memanfaatkan kolam ikan tersebut, dengan memberanikan diri untuk mencoba budidaya ikan lele.
“Dulu setelah selesai kuliah sempat melamar kerja, dan hasilnya ditolak. Setelah itu mencoba untuk usaha budidaya lele karena memang orangtua punya kolam yang lama nggak dipakai,” ujarnya.
Berawal dari situ, dia kemudian mencoba memanfaatkan satu kolam dengan menebar 2.000 bibit ikan lele. Berkat kerja kerasnya, lima tahun berselang, Iqbal kini sudah mengelola 12 kolam milik pribadi, jumlah tersebut masih harus ditambah dengan belasan kolam ikan milik warga lain dengan sistem kemitraan.
“Dulu awalnya satu kolam yang aku isi 2.000 ikan lele. Saat ini ada 12 kolam ikan lele. Selain itu juga saya melibatkan warga yang mau budidaya ikan lele seperti ini. Sistemnya kemitraan dengan saya,” katanya.
Tidak heran jika omzet dari budaya ikan lele saat ini tak main-main. Ia menyebut jika omzet dari budidaya ikan lele kini menembus ratusan juta rupiah dalam sekali panen. Biasanya, sekali periode panen itu membutuhkan waktu 60 hari.
“Kalau berbicara omzet tidak pasti. Tapi lalau dirata-rata dan ini masih kotor, sekali periode panen bisa mencapai Rp200 juta lebih. Ini untuk kolam yang saya kelola sendiri belum dengan yang kemitraan. Tapi ini masih belum kepotong untuk biaya pakan. Untuk pakan ikan ini juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” ujarnya.
Biasanya, saat panen ikan lele ini, dikirim ke beberapa daerah lain. Seperti Tegal. Purbalingga dan Banyumas. Selain itu, beberapa pembeli sengaja datang langsung ke kolam untuk melihat kualitas ikan sebelum membeli.
“Penjualannya ada yang dari Banjarnegara saja, tetapi juga ada yang dari luar kota. Ada yang ke Tegal. Purwokerto dan Kebumen,” ujarnya.
Meski terlihat sederhana, budidaya lele ternyata membutuhkan perhatian yang teliti. Iqbal menjelaskan bahwa perawatan tidak sekadar memberi pakan, tetapi juga memastikan kualitas air tetap ideal.
“Air itu harus dipantau terus. Warnanya, baunya, suhunya. Kalau ada yang janggal sedikit saja, bisa berpengaruh ke pertumbuhan. Dan cuaca yang semakin tidak menentu juga menjadi kendala. Kadang panas ekstrem, besoknya hujan deras. Itu memengaruhi kualitas air,” katanya.