SERAYUNEWS- Mendaki gunung kini menjadi salah satu kegiatan populer, terutama di kalangan pecinta alam dan petualang.
Selain memberikan pengalaman seru, mendaki gunung juga memberikan kesempatan untuk menikmati keindahan ciptaan Tuhan dari ketinggian.
Namun di balik keindahannya, aktivitas ini tetap menyimpan risiko yang tak boleh dianggap sepele.
Medan yang terjal, cuaca ekstrem, hingga kemungkinan tersesat di tengah hutan merupakan ancaman nyata yang bisa dihadapi siapa saja.
Oleh karena itu, selain mempersiapkan fisik, perlengkapan, serta pengetahuan medan, para pendaki juga dianjurkan untuk memanjatkan doa sebelum dan selama perjalanan.
Dalam ajaran Islam, ada beberapa doa yang bisa dipanjatkan agar perjalanan pendakian berlangsung aman dan dilindungi dari marabahaya.
Meski berdoa memiliki makna penting dalam Islam sebagai bentuk permohonan dan kepasrahan kepada Allah SWT, namun hal ini tetap harus diiringi dengan persiapan fisik dan teknis yang memadai.
Membawa perlengkapan lengkap, memperhatikan kondisi cuaca, memahami jalur pendakian, dan tidak mendaki sendirian adalah bagian dari ikhtiar manusia yang tak boleh diabaikan.
Memadukan usaha dan doa adalah kunci keselamatan dalam berbagai aktivitas, termasuk mendaki gunung.
Dengan menyebut nama Allah dan menyerahkan diri pada perlindungan-Nya, para pendaki bisa lebih tenang dan yakin dalam menapaki langkah demi langkah menuju puncak.
Doa ini berasal dari riwayat sahabat Ibnu Umar, sebagaimana tercantum dalam kitab Shahih Bukhari (jilid II, halaman 637).
Dalam doa ini, Rasulullah SAW mengajarkan bacaan zikir yang menyatakan keesaan Allah, pengakuan atas kekuasaan-Nya, serta harapan agar diberikan perlindungan dan kekuatan dalam menjalani hidup.
Lâ ilha illallhu wahdahu lâ syarîka lahu, lahul mulku wa lahul ḫamdu, wa huwa ‘ala kulli syai’in qadîr. Ayyibûna, tâ’ibûna, ‘âbidûna, sâjidûna, li rabbin ḥâmidûn, shadaqallâhu wa‘dahû, wa nashara ‘abdahû, wa hazamal ahzba wahdah.
Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Esa tak ada sekutu baginya. Kekuasaan dan pujian hanya milikinya. Ia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Kami kembali, bertobat, beribadah, bersujud, dan memuji pada Tuhan kami. Allah memastikan janji-Nya, menolong hamba-Nya, dan mengalahkan musuh-musuh-Nya dengan kekuatan-Nya sendiri.”
Zikir ini sangat cocok dibaca ketika memulai pendakian, sebagai bentuk ikhtiar spiritual agar diberi kelancaran, keteguhan hati, dan perlindungan dalam menempuh perjalanan panjang.
Dalam kitab Mirqah al-Mafatih (jilid IV, halaman 353), terdapat doa khusus yang dianjurkan untuk dibaca agar dilindungi dari musibah seperti longsor, tergelincir, tenggelam, terbakar, dan gangguan syetan.
Bacaan ini juga relevan bagi pendaki, mengingat kondisi alam yang sering kali tak bisa diprediksi.
Allâhumma innî a‘ûdzubika minal hadmi wa a‘ûdzubika minat taraddî wa a‘ûdzubika minal gharaqi wal haraqi wal harami wa a‘ûdzubika an yatakhabbathanîsy syaithânu ‘indal maut wa ‘aûdzubika an amûta fî sabîlika mudbiran wa a‘ûdzubika an amûta ladîghan.
Artinya: “Ya Allah, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari reruntuhan (longsor), tergelincir, tenggelam (banjir), terbakar, dan tak berdaya. Aku juga berlindung kepada-Mu dari godaan syetan saat menjelang kematian, dari kematian dalam keadaan berpaling dari jalan-Mu, serta dari kematian karena sengatan (hewan berbisa).”
Doa ini mencerminkan permohonan agar dilindungi secara fisik dan spiritual dalam setiap langkah di alam bebas, termasuk selama pendakian gunung.
Doa berikut ini sangat dianjurkan dibaca sebelum berangkat mendaki. Tak hanya untuk keselamatan perjalanan, doa ini juga memohon agar seluruh indera, agama, keluarga, dan harta dijaga oleh Allah SWT, serta agar di akhir hidup nanti tetap berada dalam keimanan.
Bismillah, wa lâ ḫaula wa lâ quwwata illâ billah. Allahumma innî as-aluka yâ Allah bi ‘adhamatika wa jalâlika wa karamika wa qudratika ‘ala kulli syai’in, an taj’al lî salâmatan fi sam‘î wa bashari wa dînî wa ahli wa mâlî, wa an tatawaffanî musliman wa an tudkhilanî al-jannata.
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, dan tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah. Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu, wahai Allah, dengan keagungan-Mu, kemuliaan-Mu, kemurahan-Mu, dan kekuasaan-Mu atas segala sesuatu, agar Engkau menjadikan keselamatan bagi pendengaranku, penglihatanku, agamaku, keluargaku, dan hartaku. Dan agar Engkau wafatkan aku dalam keadaan muslim dan memasukkanku ke dalam surga.”
Semoga dengan memanjatkan doa-doa tersebut, para pendaki selalu dalam lindungan-Nya dan kembali dengan selamat tanpa kurang satu apa pun.***