SERAYUNEWS – Tim dosen dari Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (UNUGHA) Cilacap bersama Universitas Muhammadiyah Gombong (UNIMUGO) berhasil meraih pendanaan Program Pengabdian kepada Masyarakat Tahun 2025.
Dukungan ini diberikan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) Ditjen Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdiktisaintek RI) melalui skema Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PMB).
Program yang diusung berjudul “Peningkatan Produktivitas Budidaya Belut dengan Metode 5S pada Kelompok Tani Milenial Mulyaning Pangestu Kabupaten Cilacap.”
Inisiatif ini dipandang strategis karena selaras dengan Program Asta Cita Presiden Republik Indonesia yang menekankan peningkatan ketahanan pangan di wilayah pedesaan.
Ketua tim, Yudi Agus Setiawan, M.M., menjelaskan bahwa pemilihan kelompok tani milenial “Mulyaning Pangestu” di Desa Bantarsari, Kabupaten Cilacap, bukan tanpa alasan. “Kelompok ini memiliki motivasi tinggi dan potensi besar dalam mendukung ketahanan pangan, khususnya melalui budidaya belut. Namun, keterbatasan sarana, teknologi, dan pengetahuan menjadi tantangan yang harus diatasi,” jelasnya.
Karena itu, metode 5S diterapkan untuk mendorong peningkatan produktivitas sekaligus memperkuat semangat wirausaha para petani muda.
Rangkaian kegiatan dilaksanakan pada Selasa (15/7/2025) lalu, dengan melibatkan 10 anggota kelompok tani serta sejumlah mahasiswa.
Pelatihan ini dikemas dalam bentuk sosialisasi, praktik lapangan, hingga penerapan teknologi berbasis 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke).
Materi pertama disampaikan langsung oleh Yudi Agus Setiawan. Ia menekankan pentingnya aspek legalitas usaha.
“Proses perizinan usaha yaitu Nomor Induk Berusaha (NIB) kini semakin mudah menggunakan sistem daring yang telah disediakan melalui OSS,” terangnya.
Selanjutnya, Rahmat Alhakim, M.E., menguraikan efektivitas manajemen 5S dalam dunia usaha. Menurutnya, penerapan 5S yang menekankan kedisiplinan, kebersihan, dan keteraturan, terbukti mampu meningkatkan efisiensi serta produktivitas, termasuk di bidang pertanian.
Materi ketiga disampaikan oleh apt. Tri Cahyani Widiastuti, M.Sc., yang membahas strategi diversifikasi produk.
“Diversifikasi produk adalah strategi bisnis untuk memperluas jenis produk atau layanan yang ditawarkan di luar produk yang sudah ada, dengan tujuan meningkatkan profitabilitas dan memenuhi kebutuhan pasar,” ujarnya.
Tidak hanya berhenti pada teori, program ini juga memberikan dukungan nyata dalam bentuk sarana produksi.
Para anggota kelompok tani menerima bantuan berupa alat pembuatan kolam belut, bibit belut, pakan, serta bahan penunjang lain yang bisa langsung digunakan.
Dengan fasilitas tersebut, para petani diharapkan dapat mengoptimalkan proses budidaya sekaligus memperkuat keberlanjutan usaha.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari para petani muda. Semangat dan keterlibatan aktif mereka selama pelatihan menjadi sinyal bahwa program tersebut mampu menjawab kebutuhan sekaligus menumbuhkan kepercayaan diri dalam berwirausaha.
Ke depan, Tim UNUGHA dan UNIMUGO berharap program ini tidak hanya menghasilkan peningkatan produktivitas budidaya belut, tetapi juga menumbuhkan kemampuan manajerial dan pemasaran produk pertanian.
Dengan begitu, kelompok tani milenial Cilacap dapat berperan lebih besar dalam menjaga ketahanan pangan serta membuka peluang ekonomi baru di pedesaan.***