SERAYUNEWS– Gedung serbaguna Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Cilacap dipenuhi tepuk tangan riuh. Sorot lampu sederhana menerangi panggung tempat para warga binaan menampilkan drama musikal bertajuk “Cahaya Belum Padam”. Karya ini bukan sekadar hiburan, tetapi pesan moral yang kuat tentang harapan, perjuangan, dan semangat untuk berubah.
Drama musikal ini merupakan hasil kolaborasi antara Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Cilacap dengan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) yang sedang menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL). Melalui pentas tersebut, para WBP menunjukkan bahwa di balik keterbatasan, masih ada ruang untuk berkarya dan menebar inspirasi.
Kepala Seksi Bimbingan Narapidana dan Anak Didik (Binadik) Lapas Kelas IIB Cilacap, Adi Presetyo, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi sarana pembinaan yang berorientasi pada pengembangan diri dan sosial.
“Melalui kreativitas seni, para WBP diberi ruang untuk mengasah keterampilan sosial sebagai bekal saat kembali ke masyarakat. Terus semangat, terus berkarya. Jadikan kesempatan ini sebagai momentum mewujudkan perubahan yang mungkin dan layak diperjuangkan,” ujarnya, Selasa (14/10/2025).
Pertunjukan yang digarap dengan penuh dedikasi itu melibatkan 15 WBP remaja. Mereka tidak hanya berperan di atas panggung, tetapi juga terlibat dalam seluruh proses kreatif, mulai dari penulisan naskah, penyusunan musik, hingga pembuatan properti sederhana. Setiap adegan menggambarkan perjalanan batin manusia dalam menemukan cahaya harapan di tengah gelapnya kesalahan masa lalu.
Dosen pendamping UMP, Dr. Rr. Setyawati, turut memberikan apresiasi atas semangat yang ditunjukkan para WBP. “Kegiatan ini menjadi sarana mahasiswa untuk mengimplementasikan ilmu sosial secara langsung. Kami melihat semangat positif, kerja sama yang baik, dan keinginan kuat dari para WBP untuk berubah dan memberikan manfaat,” ungkapnya.
Kegiatan ini juga mendapat dukungan penuh dari jajaran pegawai Lapas Cilacap dan mahasiswa UMP. Kolaborasi tersebut membuahkan hasil yang tidak hanya memukau, tetapi juga menyentuh menghadirkan bukti bahwa pembinaan di lembaga pemasyarakatan bisa berjalan humanis dan produktif.
Lewat “Cahaya Belum Padam”, para WBP menunjukkan bahwa keterbatasan bukan alasan untuk menyerah. Di balik jeruji besi, mereka menyalakan api harapan yang tak pernah padam, membuktikan bahwa perubahan adalah hak setiap manusia, dan cahaya itu, sejatinya, masih terus menyala.