SERAYUNEWS – Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) menggelar Focus Group Discussion (FGD) dalam rangkaian Pharmacy International Conference (5th PIC – UMP) yang berlangsung pada 6–7 September 2025.
Forum ini menjadi ajang strategis untuk menghimpun masukan terkait pengembangan pendidikan jamu berbasis riset dan regulasi nasional.
Kegiatan dibuka oleh Prof. apt. Erindyah Retno Wikantyasing, Ph.D., Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi Muhammadiyah Aisyah (APTFMA).
Ia menegaskan, FGD mempertemukan peneliti, akademisi, pelaku industri obat tradisional, hingga Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) guna merumuskan arah kolaborasi hilirisasi hasil riset.
“Forum ini bertujuan menjembatani gap antara hasil riset akademik dengan kebutuhan industri dan regulasi, sehingga inovasi obat tradisional dapat dikembangkan sesuai standar keamanan, khasiat, dan mutu,” jelasnya.
Hasil diskusi akan ditindaklanjuti dengan pertemuan lanjutan yang lebih fokus pada riset siap pakai bagi industri jamu.
FGD menghadirkan narasumber dari:
Selain itu, kegiatan diikuti anggota PPJAI, ISCC (Indonesian Society for Cancer Chemoprevention), APTFMA, serta dosen lintas fakultas di UMP.
Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan MoU antara APTFMA dan PPJAI sebagai langkah awal memperkuat kolaborasi akademisi dengan industri.
Ketua PPJAI, Mukit Hendrayatno, menilai langkah UMP penting untuk mengintegrasikan riset dengan kebutuhan pasar.
“Mudah-mudahan bisa menjadi produk bernilai ekonomi dan bermanfaat. PPJAI siap mendukung dengan pabrik dan tenaga pemasaran,” ujarnya.
Namun, Mukit berharap UMP juga menyiapkan format organisasi bisnis yang fleksibel.
“Seringkali perseroan sulit bicara dengan akademisi. Kalau UMP hadir dalam bentuk unit perseroan, kerjasamanya bisa lebih mudah diwujudkan,” tambahnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Farmasi UMP, Apt. Binar Asrining Dhiani, M.Sc., Ph.D., menegaskan FGD ini adalah komitmen UMP dalam menjawab tantangan hilirisasi riset.
“Banyak penelitian belum berhasil menembus pasar. Dengan menghadirkan pelaku jamu, akademisi, dan regulator, kami ingin tercipta sinergi nyata,” kata Binar.
UMP berharap, forum ini memperkuat pendidikan jamu berbasis riset. Sekaligus mendorong terciptanya inovasi obat tradisional yang aman, bermutu, dan berdaya saing di tingkat nasional maupun internasional.