Di masa pandemi Covid-19 saat ini, pembatasan sosial yang terjadi membuat masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah, dan semakin sering berselancar di dunia maya. Hal ini meningkatkan preferensi masyarakat untuk berbelanja online. Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan, nilai transaksi e-commerce di tahun 2021 bisa mencapai Rp 395 triliun, atau tumbuh 48,4% dari tahun 2020 (kompas.com).
Pesatnya peningkatan transaksi ekonomi digital melalui e-commerce juga dibuktikan dari hasil survey We Are Social pada April 2021 (katadata.co.id). Sebesar 88,1% pengguna internet di Indonesia memakai layanan e-commerce untuk membeli produk tertentu dalam beberapa bulan terakhir. Hal ini menjadikan Indonesia menempati peringkat 1 sebagai Negara dengan Persentase Penggunaan E-Commerce Tertinggi di Dunia.
Ledakan transaksi e-commerce yang terjadi di seluruh dunia menjadi peluang sekaligus tantangan bagi para pebisnis untuk dapat mengakomodasi perubahan perilaku konsumen. Penjual harus bisa bertransformasi secara digital dan memperluas pasarnya melalui transaksi online.
Pesatnya pertumbuhan belanja online ini membuat pebisnis kewalahan dalam menghadapi lonjakan transaksi yang cukup eksponensial. Tidak hanya memikirkan strategi promosi, pebisnis juga harus memikirkan strategi penyimpanan dan pengiriman barang yang efektif dan efisien. Dan seringkali, manajemen inventory inilah yang kerap terabaikan dalam bisnis online.
Memiliki gudang penyimpanan sendiri tidak selalu lebih efisien. Kita harus mempertimbangkan kapasitas ruang, keamanan barang, dan pengelolaan karyawan yang terus bertambah. Menyewa gudang yang lebih besar, dan penambahan karyawan tentu membutuhkan budget khusus. Hal ini juga memiliki resiko karena biasanya pebisnis lebih prefer dan fokus pada strategi marketing.
Peluang ini ditangkap oleh penyedia jasa pergudangan atau biasa disebut fulfillment. Proses pemenuhan pesanan pelanggan mulai dari penyimpanan barang, pengemasan, hingga pengiriman barang dilakukan dengan terorganisir oleh fulfillment.
Dengan fokus pada layanan pergudangan, menjadikan fulfillment lebih ahli dan berpengalaman. Fulfillment didukung teknologi Warehouse Management System (WMS) yang memonitor pergerakan serta penyimpanan barang di dalam gudang. Pebisnis dapat memantau seluruh data stok dan transaksi melalui sistem ini secara real time. Tentu sangat memudahkan dan lebih akurat. Apalagi dengan pergerakan bisnis online yang melonjak naik dengan cepat, mengharuskan kita memastikan stok tersedia dengan lancar.
Penyimpanan barang di fulfillment juga ditata dengan khusus, dikelompokkan dan diatur sedemikian rupa agar efisien dan tetap aman. Bahkan produk makanan menggunakan standar penanganan dan penyimpanan khusus.
Fulfillment bekerja sama dengan berbagai ekspedisi yang biasanya mereka in house di dalam gudang untuk memastikan pengiriman barang lebih cepat. Hal ini sangat penting mengingat perilaku pelanggan belanja online yang selalu ingin cepat.
Pada bisnis yang sudah berskala besar, biasanya membutuhkan gudang yang tersebar di beberapa lokasi untuk memudahkan proses distribusi. Jasa fulfillment pun memahami ini dengan menyediakan gudang di berbagai lokasi strategis. Pesanan pelanggan dapat dikirim dari gudang fulfilment terdekat, sehingga proses pengiriman lebih cepat dan juga ongkos kirim lebih hemat. Lokasi gudang yang tersebar ini juga akan mempermudah ekspansi bisnis ke berbagai wilayah.
Peluang transaksi online yang besar menjadikan persaingan bisnis di sektor ini sangat kompetitif. Berpartner bersama jasa fulfillment akan membantu pebisnis dalam ekspansi bisnisnya dengan lebih efisien dan stabil. Pebisnis dapat fokus meningkatkan penjualan, dan mempercayakan proses pengelolaan dan pengiriman barang pada Fulfillment.
Penulis :
Anindhiya S. / C2C021016
Mahasiswa Magister Manajemen – FEB Unsoed