Semarang, serayunews.com
Ganjar menyampaikan hal itu usai mengikuti Rakor virtual terkait pembagian paket obat gratis dan beras oleh TNI Polri yang dipimpin oleh Menko Marves, Senin (19/7/2021).
“(Paket obat dan beras) itu nanti penyalurannya lewat TNI-Polri. Tugas kami mendukung, menyiapkan data, dan sebagainya,” kata Ganjar.
Pihaknya sudah menghitung, berdasarkan dari data warganya yang isolasi mandiri, di satu desa setidaknya membutuhkan 8 paket.
Ganjar pun mengajukan beberapa saran, misalnya pemerintah pusat bisa memberikan paket obat ke puskesmas-puskesmas. Opsi lain adalah dengan memaksimalkan Jogo Tonggo. Selain itu, bisa juga dengan sistem permintaan kebutuhan.
“Umpama dengan cara, yang isoman kan punya WA Grup. Sekarang yang sakit sampai tingkat apa, butuh obat apa, baru dikasih,” katanya.
Jika penyaluran tetap dari TNI-Polri, Ganjar mengatakan bisa melalui Babinsa dan Bhabinkamtibmas bersama dengan lurah atau kades.
“Kita ada 16 ribu kurang lebih isolasi mandiri itu bisa. Ada datanya, itu aja yang didatangi dan ada cara berikutnya agar ini bisa betul-betul sesuai,” kata Ganjar.
Saran itu disampaikan Ganjar dalam rapat, karena menilai perangkat desa seperti kurah atau kades, RT dan RW hingga Jogo Tonggo dinilai lebih tahu persis warganya yang sakit maupun tidak.
“Nah dengan cara itu harapan kita, pipa-pipa saluran apakah puskesmas apakah lurah kades apakah jogo tonggo itu, menurut saya bisa dipakai untuk mempercepat penyaluran,” tegasnya.
Hingga saat ini, Ganjar menyebut setidaknya ada 16 ribu-an warganya yang isolasi mandiri. Data tersebut, menurut Ganjar, masih ada kemungkinan untuk terus bertambah.