Semarang, Serayunews.com
“Makin bagus (inovasi ETLE) dan mudah-mudahan menjadi semangat kita dan Jateng untuk membuat inovasi tambahan yang intinya masyarakat kita layani dan kita mudahkan,” kata Ganjar mengapresiasi inovasi pelayanan yang digagas oleh kepolisian itu.
Ganjar melihat saat ini banyak sektor pelayanan yang sudah menggunakan sistem digital, mulai dari SIM, STNK hingga pembayaran pajak tahunan yang dimudahkan dengan aplikasi sehingga masyarakat tak perlu datang langsung ke kantor polisi atau Samsat.
“Program ETLE ini saya kira langkah awal, untuk kita melompat pada sistem elektronifikasi, digitalisasi, penggunaan artificial Intelligent dan tidak hanya pada pelanggaran lalu lintas tapi bisa berkembang banyak sekali,” ucapnya.
Lebih lanjut, ETLE ini menggunakan teknologi mumpuni yang membuat kameranya dapat mendeteksi pelanggaran dengan sangat detail. Ganjar membayangkan, seandainya hal ini juga dikembangkan pada kasus kendaraan berat yang memiliki dimensi dan muatan berlebih atau Over Dimension Over Loading (ODOL) yang tak dipungkiri jadi salah satu faktor rusaknya jalan.
“Saya membayangkan berikutnya ini bisa direplikasi, tadi SIM sudah, STNK sudah, bayar pajak tahunan sudah, maka seluruh yang berproses di jalan terkait dengan kecelakaan. keamanan bisa dideteksi dari awal. Saya titip ini pada perhubungan juga, kita kan jalannya bodol (rusak), apalagi kalau sudah kena hujan, maka cerita Over Dimensi Over Load itu betul-betul bisa kita lakukan,” kata Ganjar.
Ganjar meyakini hal ini sudah bisa dilakukan dan tinggal pengembangan pada aplikasinya saja. Sebab, alat-alat sudah tersedia dan mumpuni. Jangka panjangnya, lanjut Ganjar, dapat menindak kendaraan berat, khususnya truk dengan muatan lebih yang tak membayar pajak dengan benar.
“Saya udah melihat di beberapa negara di Eropa itu dimensi cuma difoto, beratnya kelihatan. dimensinya kelihatan, maka kalau kemudian nanti dia melebihi ODOL itu, maka otomatis nanti keluar lampunya merah, maka dia minggir bayar pajak, dengan cara itu apa yang disampaikan oleh pak Kapolri menjadi bagus, nggak perlu banyak orang di jalan dan makin transparan,” tegasnya.
Sementara Kapolda Jawa Tengah, Irjen Ahmad Luthfi menjelaskan, pada peluncuran tahap pertama ETLE nasional, di Jawa Tengah sudah terdapat 21 titik daerah kota yang terpasang kamera. Bahkan, hari ini saja ETLE di Jateng sudah mencatat 3.200 pelanggaran.
“Ke depan kita akan memperbanyak hampir 50 ETLE untuk kota, diharapkan semuanya akan terpenuhi untuk wilayah kab kota di 35 kota kabupaten tempat kita,” ujarnya.
Tak hanya ETLE, Polda Jawa Tengah juga telah memasang sedikitnya 200 kamera pada helm anggota lalu lintas. Tujuannya sama, untuk menindak pelanggaran lalu lintas tanpa melibatkan interaksi langsung antara anggota Polri dan masyarakat.