Open house virtual kedua dilakukan Ganjar pada Senin (2/5) siang. PMI di berbagai negara dan transmigran di Kalimantan dan sekitarnya, begitu antusias menyapa Ganjar.
“Halo, selamat idul fitri ya semuanya. Teman-teman PMI transmigran dan diaspora apa kabar. Semoga sehat-sehat semua ya,” ucap Ganjar membuka acara
Ganjar kemudian mengabsen satu persatu peserta open house virtual melalui zoom itu. Ada dari Hongkong- Taiwan, Jepang, Saudi Arabia, Malaysia, Thailand, Singapura, London, hingga Prancis dan Belgia.
“Saya mau denger dong yang dari London, bagaimana cerita lebaran di sana. Covidnya bagaimana,” ujar Ganjar.
Pertanyaan Ganjar disambut oleh Liana dan Ranti. Keduanya bersama dengan yang lain, tengah bersiap untuk berangkat salat Idul Fitri di rumah dinas Duta Besar.
“Terimakasih pak sudah bersedia menyapa. Biasanya kami setelah salat id itu berkumpul. biasanya acaranya macam-macam, ada halal bi halal terus hiburan lagu-lagu,” kata Ranti dan Liana.
Kondisi berbeda dirasakan PMI yang ada di Hongkong dan Taiwan. Kasus Covid-19 yang sedang meningkat, membuat pemerintah setempat memberlakukan beberapa pembatasan.
“Di Hongkong saat ini sdh kondusif, untuk salat id harus ngantri karena belum bisa terbuka di lapangan. Jadi bergilir agar bisa salat semuanya,” ujar Helen PMI yang berada di Hongkong.
Helen mengatakan, aturan selama pandemi di Hongkong cukup ketat. Sanksinya, kata Helen, senilai dengan satu ekor sapi.
“Alhamdulillah di kita sudah bisa mereda. Kita mesti belajar di beberapa negara ketentuannya ketat. Inilah yang kemudian kita coba bisa sikapi,” kata Ganjar.
Transmigran Komplain Pupuk Mahal, Ganjar; Kita Bantu Komunikasi ke Mentan
Selain ngobrol dengan PMI, Ganjar juga menyapa para transmigran Jateng yang berada di Kalimantan. Beberapa dari mereka saat ini menjadi petani sawit.
“Pak tolong dibantu subsidi pupuk, mahal pak,” kata sejumlah petani sawit di Sungai Mata-mata, Kalimantan Barat.
Ganjar pun merespon mereka. Ganjar mengatakan akan segera berkomunikasi dengan Menteri Pertanian agar bisa meninjau harga pupuk yang mahal.
“Komplainnya pak menteri pertanian, ternyata pupuknya mahal sekali. Nah melalui ini mungkin bisa disiarkan agar pupuknya bisa terjangkau petani kita sehingga produktivitasnya menjadi sangat tinggi,” kata Ganjar.
Kebahagiaan Ganjar juga membuncah kala mendengar salah satu transmigran yang telah sukses. “Tadi kalimantan barat ternyata sukses sekali, kami dulu lahannya satu hektar sekarang sudah sepuluh. Rumah saya baru pak, duh senang sekali kita melihat situasi sepeti itu,” kata Ganjar.