Purbalingga, Serayunews.com
K apolsek Kutasari AKP Agus Amjat, menyampaikan, pihaknya mendapatkan laporan sekitar pukul 09.00 WIB. Saat itu, pihaknya langsung mendatangi lokasi dan melakukan pemeriksaan olah TKP. Sejumlah informasi didapat dari saksi-saksi kejadian. Termasuk orang-orang terdekat korban.
“Laporan ke Polsek sekitar pukul 09.45 wib, TKP-nya di rumah korban sendiri, di dapur tepatnya,” kata AKP Agus, Selasa (29/11/2020) siang.
Disampaikan, bahwa aksi bunuh diri itu diperkirakan berlatar belakang masalah keluarga. Sebab, akhir-akhir di masa hidupnya, korban sering terlibat cek-cok keluarga. Bahkan, saat terjadi cek-cok, korban sering menyeletuk akan bunuh diri.
“Sudah biasa kalau ribut dengan anak atau istrinya selalu bilang mau kendat (gantung diri, red) saja katanya,” ujar Kapolsek.
Hingga akhirnya, umpatan itu pun terjadi. Selasa pagi, anak, menantu, cucu, dan istrinya mendatangi rumah yang ditinggali korban. Kedatangan itu dilandasi rasa khawatir. Saat tiba di depan rumah, pintu masih dalam kondisi terkunci. Kemudian, mereka menanyakan kepada tetangga.
Karena tak ada respons saat dipanggil, maka pintu terpaksa dicongkel. Betapa kagetnya mereka saat mendapati korban dalam posisi menggantung di ruang dapur. Mereka pun lantas meminta pertolongan warga. Kemudian diteruskan laporan ke Polsek.
“Sehari sebelumnya anak dan istrinya disuruh pergi sama almarhum,” ujar Kapolsek.
Begitu polisi sampai di lokasi, jasad korban diturunkan. Korban gantung diri menggunakan seutas tali rafia. Diikatkan ke tempat penyimpanan kayu bakar. Paling 50 cm dari leher ke atas, dan ke bawah menggantung sekitar 175 cm.
Anggota inafis dan petugas medis Puskesmas setempat melakukan pemeriksaan. Hal itu untuk memastikan penyebab meninggalnya korban. Hasilnya, tak ada tanda luka yang mencurigakan.
“Setelah dilakukan pemeriksaan oleh tim inafis dan petugas puskesmas, diprediksi korban meninggal karena kehabisan napas, dan tidak ada tanda luka penganiayaan, selanjutnya diserahkan ke keluarga untuk dimakamkan,” kata AKP Agus Amjat.