Purwokerto, serayunews.com
Kepala LPP RRI Purwokerto, Drs Budi Nugroho P Dipl Jur menjelaskan, pagelaran serupa berlangsung secara serentak di seluruh RRI di Indonesia.
“Kita di Purwokerto ambil pagelaran ketoprak, karena sudah cukup lama kebudayan ini absen dari siaran secara langsung. Salah satu tujuan kita, memelihara kebudayaan, karena itu identitas. Kalau kita lupa atau tinggalkan kebudayaan, seperti lupa dengan pakaian kita sendiri, “katanya.
Bertepatan Hari Radio ke 77, RRI Purwokerto mencoba membangkitkan kembali minat kebudayaan ketoprak kepada masyarakat.
“Salah satu wujud kebudayaan, yaitu kesenian. Ini kita siarkan secara langsung untuk pendengar. Kalau wayang, kita memang masih rutin, “ujarnya.
Masih di lokasi yang sama, Bupati Banyumas, Achmad Husein mengaku, antusias untuk mengikuti pagelaran budaya tersebut. Dia mendukung, agar tetap lestari terutama untuk memunculkan minat kaum muda Banyumas dan sekitarnya.
“Ini kesenian asli Indonesia dan sangat inspiratif sebetulnya. Cerita-ceritanya kan menggungah jiwa patriotisme, ini bagus dan mendidik sekaligus menghibur karena ada lawakannya,” kata dia.
Sementara itu Wahyudi, sutradara pagelaran menjelaskan, dia mengangkat cerita perjalanan Joko Tingkir dengan pemeran artis lokal.
“Kalau pak bupati, ibu dan wakil bupati, sebagai intermezzo untuk memeriahkan, ” katanya.