Purwokerto, serayunews.com
Koordinator aksi, Asaay Defa Nurcahya menjelaskan, dukungan pihaknya atas kenaikan BBM bukan tanpa alasan. Selain membengkaknya subsidi BBM, juga pasokan minyak dunia yang semakin menipis.
“Subsidi BBM selama dua tahun ini membengkak 300 persen. Menurut kami, ini menjadi beban yang sangat tinggi bagi pemerintah. Mengingat persediaan bahan bakar minyak dunia semakin menipis, sedangkan yang mengurus minyak dunia tidak mau menambah pasokan minyak di Indonesia.
“Terlebih lagi, penggunaan kendaraan bermotor di Indonesia terutama roda dua, melonjak. Selain itu, juga 70 persen pengggunaan BBM yakni menengah ke atas, ” kata dia.
Meski memberikan dukungan, pemerintah juga seharusnya memberikan penyeimbang yakni dengan menaikkan UMR.
“Pemerintah pusat juga harus melakukan koordinasi dengan provinsi, untuk menaikan UMR. Karena harga BBM, memancing harga bahan pokok lainnya ikut naik. Agar tidak bikin sengsara, naikkan gajinya,” ujarnya.
Selain itu ada juga tuntutan mereka terkait bantuan sosial (bansos) yang mana mereka menyebutkan, saat ini masih salah sasaran dan ada dugaan korupsi. Ada juga permintaan kepolisian setempat atau pihak terkait, untuk menyidak SPBU terkait penyesuaian tera tiap SPBU dan mendorong kepolisian untuk menindak tegas bagi pihak-pihak yang melakukan hinaan terhadap kepala negara.