SERAYUNEWS – Partai Gerindra bakal menunjukkan komitmennya dengan bergabung di Koalisi Banyumas Bersatu (KBB). Gerindra menatap mantap mendukung pasangan Sadewo Tri Lastiono-Dwi Asih Lintarti, menjadi Bupati-Wakil Bupati pada Pilkada Banyumas 2024.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Banyumas Budiyono mengatakan, bukan tanpa alasan Gerindra merapat bersatu mendukung pasangan Sadewo-Lintarti. Pilihan bergabung dengan Koalisi Banyumas Bersatu, tentu telah melalui proses demokrasi.
“Gerindra mendukung tentu berdasarkan pada track record dan elektabilitas di masyarakat. Kita tahu keduanya telah menjadi pejabat publik yang dipilih melalui proses demokratis. Pak Dewo adalah mantan Wakil Bupati 2018-2023, sedangkan Bu Lintarti juga merupakan anggora DPRD dan terpilih kembali pada Pemilu 2024,” kata Budiyono, Selasa (10/09/2024).
Begitu pun dengan belasan partai lainnya di dalam KBB. Parpol pendukung sudah mengenal betul rekam jejak dan prestasi pasangan calon tersebut. Sehingga, barusan parpol pengusul sampai akar rumputnya, akan tegas melawan kertas kosong atau kotak kosong.
“Ibaratnya, keduanya adalah bukan orang lain. Kita sudah mengenal dan mengetahui track record-nya. Kita lebih memilih mereka yang telah jelas rekam jejaknya jika dibandingkan dengan ada orang yang tiba-tiba datang dan belum berkiprah di Banyumas. Kita akan berjuang bersama demi Banyumas lebih maju dan sejahtera. Karena sebetulnya muara dari proses politik adalah menyejahterakan masyarakat,” katanya.
Lebih lanjut, Budiyono mengajak masyarakat untuk memilih pilihan yang pasti pas. Sebab, ada kerugian jika masyarakat memilih kotak kosong. Karena kotak kosong tidak mempunyai visi dan misi untuk dikritisi dan didukung bersama. Tidak juga menjadi tempat menampung aspirasi dari masyarakat.
“Saya kira rugi kalau ada yang memilih kotak kosong. Karena kotak kosong tidak mempunyai visi dan misi untuk menyejahterakan masyarakat,” kata dia.
Jika kotak kosong unggul, maka akan dijabat oleh penjabat (Pj) yang itu justru dipilih oleh pemerintah provinsi dan pusat. Sehingga justru kelihatan sentralistik dan tidak demokratis. Selain itu juga tidak terlalu paham peta potensi masyarakat di Banyumas. Sebab, mereka bukan asli warga Banyumas.
“Masyarakat tidak tahu siapa Pj yang dipilih, karena tiba-tiba disodorkan begitu saja. Warga tidak mengetahui rekam jejaknya dan harus dipimpin oleh orang yang tidak dipilih rakyat secara langsung. Inilah kerugiannya,” kata Budiyono.
Dia mengatakan bahwa pasangan calon dan partai politik harus masif menyosialisasikan ini agar tidak terjadi sesat pikir. Sebab, kotak kosong tidak akan menyelesaikan persoalan. “Justru, masyarakat sendiri yang dirugikan karena dipimpin penjabat yang tidak mereka pilih. Masyarakat harus diberi sosialisasi tentang bahaya memilih kotak kosong. Karena jika terjadi, masyarakat akan dirugikan dengan hadirnya penjabat yang tidak dipilih oleh mereka,” katanya.
Diketahui, sampai batas waktu yang ditentukan, hanya ada satu pasangan calon yang mendaftar ke KPU untuk Pilkada Banyumas. Pasangan tersebut adalah Sadewo Tri Lastiono-Dwi Asih Lintarti. Maka dari itu maka akan ada kotak kosong yang menjadi lawan Sadewo-Lintarti.
Sebelumnya, Gerindra memiliki pasangan sendiri untuk diajukan ke Pilkada Banyumas. Namun, dinamika politik membuat Gerindra merapat ikut mendukung Sadewo-Lintarti.