SERAYUNEWS– Setiap tanggal 8 Maret kita peringati sebagai Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day (IWD). Google ikut merayakannya lewat doodle yang menghiasi laman utama Google Search.
Doodle menampilkan sejumlah karakter perempuan lintas usia, mulai dari perempuan muda hingga lanjut usia. Ketiganya memakai bingkai garis menyerupai lingkaran. Bingkai itu juga melambangkan huruf o kedua dari kata Google.
Huruf o pertama dari kata Google dalam doodle hari ini juga bernuansa perempuan, dengan menggunakan simbol gender lingkaran di atas tanda silang. Simbol itu dikenal melambangkan perempuan.
Cukup menarik untuk kita ulas, asal-usul simbol gender, yang ternyata usianya sudah ribuan tahun.
Menurut filsuf modern Ernest Cassirer, manusia bisa merupakan makhluk simbol (homo symbolicus). Sebelum mengenal alfabet, manusia menciptakan simbol dan gambar sebagai media komunikasi. Huruf bergambar ini yang arkeolog sebut sebagai hirogrif.
Salah satunya, simbol untuk membedakan jenis kelamin yang masyarakat gunakan zaman dahulu. Lingkaran dengan tanda silang di bawahnya bagi perempuan, dan tanda bergambar lingkaran dengan tanda panah menunjuk arah jam 2 untuk laki-laki.
Simbol laki-laki, lingkaran dan tanda panah, berhubungan dengan alat berburu dengan membawa tombak pada manusia kuno. Sementara itu, gambar lingkaran dengan tanda silang di bawahnya merujuk pada perempuan yang senang bercermin.
Dalam bidang astrologi, simbol pria menunjuk planet Mars dan simbol wanita menunjuk planet Venus.
Dalam mitologi Romawi Kuno, tanda lingkaran dengan panah melekat di sekitar posisi jam dua merupakan lambang dari Mars atau dewa Ares, sang Dewa Perang. Oleh karena itu, simbol ini melekat pada laki-laki.
Adapun lingkaran dengan tanda silang menempel di bagian bawah berarti perlambang Venus atau dalam mitologi Yunani disebut Dewi Aphrodite. Artinya, dewi cinta dan kecantikan, serta simbol kewanitaan. Tak heran jika kemudian simbol ini melekat pada kaum hawa.
Simbol tersebut ternyata di era Renaissans pernah orang gunakan dalam bidang alkemi (cikal bakal ilmu kimia modern). Keduanya berguna untuk memudahkan mengenali elemen logam besi dan tembaga. Akan tetapi, saat ini ilmu kimia tak lagi menggunakannya.
Seiring berjalannya waktu, Carl Linnaeus (1707-1778), orang yang pertama kali mempopulerkan kembali simbol tersebut di era modern melalui bukunya, Species Plantarum (1751).
Dia menggunakan simbol itu untuk menunjukkan jenis kelamin efektif tanaman. Simbol pria untuk organisme jantan dan simbol wanita untuk organisme betina.
Kemudian William T. Stearn, dalam ulasannya, The Origin of Male and Female Symbols of Biology, di Jurnal Taxon (1962), menyebutkan simbol tersebut mulanya berguna untuk membedakan jenis kelamin biologis suatu organisme atau individu.
Jika kedua simbol digabungkan, bisa memunculkan banyak makna. Pada dekade 1970-an kaum gay pria menggunakan dua simbol laki-laki untuk melambangkan homo seksualitas mereka. Kemudian, beberapa lesbian menyusul dengan menggunakan dua simbol perempuan untuk menunjukkan homoseksualitas mereka.
Namun, umumnya semua sepakat penggabungan kedua simbol menunjukkan simbol heteroseksual. Manusia Tuhan ciptakan berpasang-pasangan antara laki-laki dengan perempuan.*** (O Gozali)