SERAYUNEWS – Kenaikan harga beras saat ini merupakan rekor tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Beras IR medium yang dua bulan lalu masih Rp11.000/kg di pengecer, sekarang sudah menembus Rp13.000/kg. Dan untuk beras premium yang dua bulan lalu masih Rp12.500/kg, sekarang naik menjadi Rp14.000/kg.
Ketua Asosiasi Perberasan Banyumas (APB), Eko Purwanto mengatakan, panen gaduh sudah selesai sekarang ini dan para petani menyimpan sebagian hasil panennya untuk kebutuhannya sendiri menghadapi masa paceklik. Sedangkan untuk kembali mengerjakan sawah, petani masih menunggu datangnya musim hujan.
Akibatnya, stok beras di pasar menipis dan harga melambung. Kenaikan harga kali ini, lanjut caleg DPR RI dari PKS ini, merupakan rekor tertinggi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
“Harga beras medium di tingkat grosir sekarang Rp 11.800/kg, sebelumnya sudah naik Rp 11.000’kg dan dua bulan lalu harganya masih Rp 10.500/kg. Di tingkat pengecer harganya tentu lebih mahal lagi, sekarang beras medium di pengecer sudah mencapai Rp 13.000/kg dan beras premium Rp 14.000/kg, ini merupakan kenaikan harga tertinggi yang pernah terjadi,” terang Eko.
Kenaikan harga beras ini, menjadi keuntungan tersendiri bagi para petani yang memiliki stok beras ataupun gabah dalam jumlah besar. Bahkan petani ada yang menjual gabah sampai Rp8.000/kg.
Namun, di sisi lain kenaikan harga beras yang tinggi ini memberatkan masyarakat. Untuk meredam kenaikan harga beras, pemerintah melalui bulog sudah menjalankan program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar. Di Banyumas sendiri SPHP sudah digelar pada beberapa pasar tradisional, seperti Pasar Manis, Pasar Wage, Pasar Sokaraja dan lainnya.
Hanya saja, menurut Eko Purwanto, SPHP yang digelar di pasar tradisional belum mampu meredam kenaikan harga, sehingga sebaran titik SPHP seharusnya lebih diperluas lagi. Eko mengusulkan agar warung-warung di desa dijadikan outlet bulog, sehingga SPHP bisa menjangkau sampai ke warung-warung tersebut.
“Stok beras bulog saat ini melimpah, seharusnya saat harga beras meroket ini, bulog bisa melakukan SPHB lebih luas lagi, sampai ke desa-desa. Mengingat harga jual beras bulog hanya Rp 9.950/kg dan pengecer menjual denga harga Rp 10.900/kg,” jelasnya.
Eko Purwanto menegaskan, sekarang ini saatnya pemerintah turun tangan lebih maksimal untuk membantu masyarakat, yaitu dengan menggelontorkan beras stok bulog lebih banyak dan menjangkau masyarakat sampai ke desa-desa.