SERAYUNEWS– Harga beras di pasaran wilayah Kabupaten Cilacap sempat menyentuh harga Rp17.000 per Kilogramnya. Bahkan, tingginya harga beras ini menjadi salah satu komoditas yang memicu inflasi sebesar 0,29% pada bulan Februari 2024 lalu.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cilacap, Isnaini mengatakan, bahwa pada Februari 2024, terjadi inflasi Month to Month (M-to-M) sebesar 0,51%. Sedangkan inflasi Year on Year (Y-on-Y) sebesar 2,64% dan inflasi Y-to-D sebesar 0,50%.
Lanjut Isnaini, penyumbang utama inflasi Februari 2024 secara M-to-M adalah kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil sebesar 1,27%. Kelompok ini juga menjadi penyumbang utama inflasi pada Januari 2024 secara Y-on-Y dengan andil 5,61%.
“Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini yaitu beras, cabai merah dan gula pasir,” ujar Isnaini kepada Serayunews, Selasa (5/3/2024).
Terkait dengan tingginya harga beras, salah satunya disebabkan karena dampak Elnino sehingga jadwal musim panen raya mundur dan tidak merata. Atas hal tersebut memicu memicu inflasi pada bulan Februari lalu. Namun saat ini harga beras mulai turun karena ditunjang dengan operasi pasar dan gerakan pangan murah.
“Pada bulan Februari harga kebutuhan pokok tinggi, pada Maret ini harga mulai turun. Namun yang menjadi perhatian kita adalah biasanya pada bulan ramadan harga kebutuhan pokok naik,” ujarnya.
Selain beras, kelompok kesehatan yang meliputi tarif dokter spesialis, vitamin dan obat gosok menjadi penyumbang terbesar kedua dengan andil sebesar 3,96%. Kemudian disusul oleh kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,58%.
“Komoditas penyumbang utama inflasi pada kelompok ini yakni diapers, emas perhiasan, dan pasta gigi,” tambahnya.
Selain itu, di bidang perhotelan, perbandingan antara bulan Desember 2023 dengan Januari 2024, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang mengalami penurunan sebesar 10,44 poin. Namun jika dilihat secara Y-on-Y pada Januari 2023 dengan Januari 2024, maka terjadi kenaikan sebesar 2,26 poin.
Kendati demikian, secara garis besar, perekonomian Cilacap mengalami pertumbuhan sebesar 5,34% (migas) dan 5,76% (nonmigas). Kontribusi perekonomian disumbang dari lapangan usaha, yakni industri pengolahan, pertanian dan konstruksi.