Menurut keterangan Presiden BEM Unsoed, Fakhrul Firdausi, karangan bunga itu dibuat oleh alinasi BEM seluruh Unsoed. Dimana mereka sengaja menambahkan kata-kata unik dalam karangan bunga itu sebagai pengingat akan masalah yang masih belum terselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyumas.
“Hari jadi bukan hanya seremonial perayaan, juga sebagai ajang merefleksikan masalah masalah yang masih ada di Banyumas. Ini masalah urgen, ini sekaligus bentuk kepedulian dan mengingatkan. Hari jadi bukan hanya untuk bersenang-senang melihat banyumas masih ada PR yang bisa dilakukan bupati dan wakil,” ujar dia.
Dalam karangan bunga itu, ada empat aspek masalah yang dianggap belum diselesaikan dengan baik oleh Pemkab Banyumas. Seperti pemekaran wilayah, PLTPB Gunung Slamet, penanganan Covid-19, dan menyoal pengelolaan sampah.
“Seperti yang kita ketahui pemekaran Banyumas kan akan dibagi menjadi 2-3 kabupaten. Kita melihat ini tidak bisa hanya sekadar hasrat memekarkan. Ada beberapa hal yg harus dipertimbangkan, seperti pendapatan asli daerah, apakah bisa menjamin kesejahteraan masyarakat. Kalau mau dimekarkan apakah Banyumas sudah siap?” katanya.
Sementara itu menurut Kabag Protokil Komunikasi dan Pimpinan, Deskart S Jatmiko, Pemkab Banyumas merasa terima kasih telah diingatkan dan dipedulikan oleh mahasiswa.
“Mahasiswa kan komunitas masyarakat jumlahnya banyak juga pemikir. Isu-isu yang diangkat ini semuanya sudah ada perkembangan-perkembangan jadi semakin lebih baik sekarang,” ujarnya.