Banjarnegara, serayunews.com
Aksi bersih-bersih tempat bersejarah oleh siswa SMPN 1 Bawang pada Selasa (21/2/2023) ini, di antaranya monumen pesawat, Taman Kardjono, serta sejumlah fasilitas umum yang ada di sekitar sekolah, termasuk halaman Puskesmas Bawang.
Aksi para siswa ini, merupakan bagian dari peringatan Hari Peduli Sampah Nasional yang peringatan pada 21 Februari. Momentum ini harapannya dapat menggugah serta meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan.
Kepala SMPN 1 Bawang, Fransiska Yulianti Parera mengatakan, persoalan sampah merupakan masalah semua pihak. Untuk itu, momentum Hari Peduli Sampah Nasional ini harapannya, mampu mengguggah kembali kepedulian masyarakat dalam mengatasi sampah.
Baca juga: [insert page=’juarai-student-athletics-championships-empat-pelajar-banjarnegara-jalani-tc-di-australia’ display=’link’ inline]
Sebagai Sekolah Adiwiyata, SMPN 1 Bawang mencoba melakukan aksi nyata dengan membersihkan beberapa fasilitas umum dan tempat bersejarah di Banjarnegara. Sebab masalah kebersihan dan persoalan sampah ini, menjadi tanggung jawab bersama, tidak hanya pemerintah saja.
“Jika dikelola secara profesional dan berkesinambungan, sampah ini bisa berdaya guna. Bahkan beberapa lembaga, sudah melakukan itu. Hanya saja, kesadaran masing-masing individu belum terbangun, sehingga sampah selalu menjadi persoalan di tengah masyarakat,” katanya.
Dia mengatakan, SMPN 1 Bawang sendiri saat ini sudah memiliki Gerakan Simpul Hati yang menjadi bagian dari Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup Sekolah (GPBLHS), sebagai upaya atau gerakan aksi nyata dalam mencetak kader peduli lingkungan.
Ketua GPBLHS, Akhmad mengatakan, gerakan ini merupakan satu upaya dalam membudayakan serta menjadikan generasi muda peduli terhadap lingkungan. Kegiatan ini, bisa mulai dari kebiasaan di rumah dan menjadi percontohan di lingkungan sekolah.
“Yang kita tanamkan adalah kebiasaan perilaku anggota dalam menjaga lingkungan, mulai dengan tidak membuang sampah sembarangan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan,” katanya.
Sasaran perubahan perilaku ini mulai dari kalangan pelajar, bukan tanpa alasan, pelajar merupakan garda terdepan di masa mendatang, dengan kesadaran terhadap lingkungan yang tinggi, maka mereka akan membawa kebiasaan tersebut di masa mendatang.
“Pengelolaan sampah yang baik dan benar, tentu akan dapat menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan seperti ini juga menjadi bagian dari pembentukan karakter generasi muda yang siap dan peduli terhadap lingkungannya. Sehingga, aksi ini akan menjadi kebiasaan di masa mendatang.