Purwokerto, serayunews.com
Isdy menjelaskan, FPIK sedang membuat kandang yang baru dan lebih besar dari yang ada saat ini. Hal itu merujuk pada ukuran yang dianjurkan pada panduan kesejahteraan.
“Kami akan bikin kandangnya yang baru dan lebih besar dari ini. Ya, kira-kira tahun ini lah,” ujar dia, saat didatangi oleh Komunitas Sobat Primata Ngapak.
Sementara itu anggota Komunitas Sobat Primata Ngapak, Among menjelaskan, pada Mei 2022 lalu ada seorang relawan mendapati informasi seputar dua individu monyet tersebut. Kemudian setelah pengecekan, kondisi keduanya mengenaskan karena kandangnya sempit, serta kotor. Bahkan, mereka menganggap monyet tersebut dalam kondisi kelaparan dan kehausan.
Informasi tersebut kemudian diunggah ke media sosial dengan tujuan mencari relawan untuk bersama-sama memantau dua individu monyet tersebut.
Hingga akhirnya, mereka berhasil bertemu dengan Dekan FPIK Unsoed.
“Kami harap pemindahan bisa segera dilakukan, agar mereka tidak lagi diganggu orang-orang iseng yang melintas. Apalagi tempat monyet saat ini dekat dengan gedung kampus. Sangat berisiko terjadi penularan penyakit atau lompatan parasit baik dari monyet ke manusia maupun sebaliknya,” kata dia.
Among menjelaskan, saat ini di alam liar, monyet ekor panjang berada dalam situasi kritis, karena penurunan populasi. Dari catatan IUCN Red List pada bulan Juli 2022 lalu, menaikan status konservasi monyet ekor panjang dari least concern, yakni risiko rendah menjadi endangered atau terancam.
“Maraknya praktik penangkapan dan perburuan monyet untuk diperdagangkan, alih fungsi lahan, pembangunan dan aktivitas ekonomi manusia adalah beberapa hal utama yang mengancam kehidupan monyet ekor panjang di alam,” ujarnya.